#30HariMenulis_Hari_8
Tema : Review Buku
Judul : Wanita di dalam Al-Qur’an
Penulis : Amina Wadud Muhsin
Penerbit : Penerbit Pustaka
Cetakan 1 : 1994 M / 1414 H
Halaman : 167 hal.
Buku ini merupakan hasil terjemahan oleh penerjemah yang bernama Yaziar Radianti dari Qur’an and Woman karya Amina Wadud Muhsin pada tahun 1992, yang diterbitkan oleh Fajar Bakti, Kuala Lumpur. Lalu diterbitkan kembali oleh Penerbit Pustaka pada tahun 1994 dengan menggunakan bahasa Indonesia pada cetakan pertama.
Buku dengan ketebalan 167 halaman ini merupakan buku lama yang masih relevan untuk dibaca. Hal ini dikarenakan agar tersampaikannya pesan-pesan Qur’an secara substansial sesuai dengan tujuannya sebagai pedoman hidup umat manusia. Memahami isi al-Qur’an tidak cukup hanya sekedar memahami secara tekstual apalagi mengandalkan cocokologi belaka, melainkan harus melibatkan disiplin ilmu lainnya agar mampu menginterpretasikan al-Qur’an secara adil demi kepentingan hidup umat manusia baik laki-laki maupun perempuan.
Setelah membaca buku ini, saya sangat kagum dengan upaya penulis yang telah menyajikan hasil risetnya untuk merekontruksi pikiran pembaca dalam menginterpretasikan makna-makna tersembunyi yang terkandung di dalam Al-Qur’an sebagai kitab suci yang sudah diakui secara universal.
Al-Qur’an sebagai kitab suci yang muncul pada abad 14 tahun yang lalu patut kita hidupkan kembali dengan cara mengkajinya secara lebih mendalam. Jika tidak ada lagi yang memahami isi dan makna yang terkandung di dalam al-Qur’an, bagaimana mungkin pesan-pesan ilahi bisa tersampaikan dengan baik. Al-Qur’an harus tetap hidup dan menjadi petunjuk bagi kehidupan umat manusia tanpa dibatasi ruang dan waktu. Jika tidak, maka al-Qur’an akan tetap menjadi teks mati yang kehilangan tujuannya.
Al-Qur’an sebagai kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw telah berhasil membawa perubahan kondisi sosial, moral, spiritual dan politik secara konkrit di wilayah arab pada saat itu. Perubahan-perubahan itu mampu mempengaruhi kawasan lainnya yang lebih luas dalam waktu yang sangat singkat. Al-Qur’an memang memiliki kekuatan sebagai pengubah dunia yang harus kita akui dan pahami secara bersama.
Ada dua implikasi penting yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca dalam studi khususnya mengenai masalah wanita dalam al-Qur’an. Pertama, sebagai satu bentuk usaha memelihara relevansi kandungan al-Qur’an dengan kehidupan manusia, al-Qur’an harus terus menerus ditafsirkan ulang dari masa ke masa. Kedua, kemajuan peradaban telah melukiskan betapa luasnya partisipasi wanita di masyarakat dan pengakuan atas pentingnya sumber daya wanita.
Al-Qur’an sejak 1400 tahun lalu telah berhasil menciptakan peradaban tinggi tentang peran dan partisipasi wanita yang terkandung di dalamnya. Al-Qur’annya satu, tapi penafsiran atas nashnya sangatlah banyak. Jadi, jika ada penafsiran yang hanya menyudutkan dan membatasi peran dan partisipasi wanita dalam kehidupan sosial masyarakat pada hakikatnya bukan ayat-ayat al-Qur’annya yang membatasi kaum wanita, melainkan penafsiran atas nashnya yang menjadi penyebabnya, bukan al-Qur’an itu sendiri. Perlu ditekankan kembali, bahwa ayat-ayat dan prinsip-prinsip al-Qur’an tidaklah berubah, ia bersifat fleksibel dan universal, karenanya yang berubah adalah bagaimana kapasitas pemahaman dan perefleksian prinsip-prinsip ayat tersebut di dalam suatu masyarakat. Oleh sebab itu, untuk memahaminya pun tidak cukup hanya dari persepektif kebudayaan tunggal apalagi perspektif masyarakat Islam pertama pada zaman Rasulullah, melainkan harus dengan perspektif yang lebih berkeadilan bagi kedudukan manusia, laki-laki dan perempuan tentunya.
Jadi, bagi kaum wanita atau perempuan dimana pun anda berada Islam itu ramah terhadap kaum perempuan. Pedoman kitab sucinya pun memberikan banyak kemuliaan bagi kedudukan perempuan yang lebih manusiawi dari sebelumnya. Peran dan partisipasi sudah diakui sejak dulu kala. Jika laki-laki dan perempuan saling memiliki peran penting dalam menjalani roda kehidupan ini untuk lebih berimbang, kenapa harus ada diskriminasi yang mampu menghambat perkembangan potensi yang dimiliki oleh perempuan dalam peran dan partisipasinya ditengah masyarakat yang modern ini.
Semoga dengan banyak belajar, kita bisa terus membangun kesadaran yang lebih adil sejak dalam pikiran. Tidak saling menyudutkan dan menghegemoni salah satu manusia yang sama-sama memiliki peran dalam kehidupan panjang ini. Kita di mata Tuhan itu setara, tidak ada yang lebih tinggi diantara salah satunya. Itulah pesan-pesan yang dapat saya ambil dari membaca buku ini.
Semoga tidak puas.
#NulisAjaDulu #Peserta76 #Words630

Tidak ada komentar:
Posting Komentar