Gambar diambil dari Tribun Jateng.com
#30HariMenulis_Hari_5
Tema : Eavesdropper
( tulislah mengenai percakapan yang pernah tak sengaja anda dengar )
"Perempuan ga perlu sekolah tinggi-tinggi lagi, lagian kalau udah nikah nanti juga cuman ngurus dapur sama ngurus suami di rumah".
Salah satu percakapan ini sempat aku dengar ketika masih sekolah dulu. Saat ini pun ungkapan seperti ini masih banyak kita temui di masyarakat. Coba kroscek sendiri. Kenapa sih ketika perempuan ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi selalu mendapatkan respon yang sependek itu. Padahal pendidikan itu hak semua warga negara baik laki-laki maupun perempuan. Jika akses pendidikan untuk perempuan saja masih dihalangi, bagaimana mungkin perempuan memiliki kemajuan dalam berpikir seperti halnya laki-laki yang bebas bergerak sana sini tanpa direndahkan oleh tradisi dan struktur sosial yang menghukumi aktivitasnya. Padahal untuk melakukan suatu perubahan besar dalam kemajuan suatu negara harus melibatkan peran laki-laki dan perempuan secara setara, baik setara dalam akses pendidikan ataupun akses lainnya yang mampu mewujudkan kemajuan secara bersama tanpa memandang jenis kelamin yang ada. Dudududu
"Sekolah terus, awas nanti lupa nikah loh".
Jleb. Lah apa hubungannya sekolah lanjut terus nanti lupa nikah. Lagian mau nikah atau tidak itu hak privat individu loh, ga perlu ikut mencampuri hal-hal yang sifatnya privasi. Toh kalau pun mau nikah juga ga bakal dibiayai ini sama yang suka asal komentar macam itu.
Setiap orang memiliki zona waktu tersendiri. Ada yang lebih cepat menikah dalam usianya yang masih muda. Ada pula yang menikah diusia yang tidak lagi muda dengan segala bentuk kesiapan yang dimilikinya. Hidup ini beragam dan banyak corak loh. Jangan gitu-gitu aja, nanti bosan.
Semua orang akan menikah dengan segala keputusan dan ketepatan waktunya tersendiri. So, kita ga perlu menghakimi urusan orang lain kalau kita ga mampu memberikan kontribusi besar untuk kehidupan masa depannya.
"Sekolah udah tinggi, tapi tuh liat anaknya si ibu anu tetap aja jadi ibu rumah tangga, anteng di rumah terus ga jadi orang kantoran".
Ini lagi. Kenapa sindiran perempuan selalu datang bertubi-tubi sejak ia dilahirkan sampai ia dikebumikan. Duh. Dunia ini ga ada habisnya nyinyirin perempuan atas segala pilihannya.
Asal tau aja, menjadi ibu rumah tangga itu baik, mulia dan juga tidak bisa dinilai harganya oleh apapun. Jika menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah pilihan bagi beberapa perempuan yang berpendidikan tinggi. Hal itu tidak perlu dipermasalahkan. Perempuan berhak atas segala pilihannya, yang patut dipermasalahkan adalah omongan orang-orang yang tidak bisa dipertanggung jawabkan oleh dirinya sendiri. Melakukan perubahan aja enggak, bisanya cuma nyinyir. Cape deh.
Ada lagi nih.
"Mending kerja aja, bisa dapat banyak duit dari pada kuliah malah ngeluarin banyak duit, sayang-sayang aja".
Ungkapan ini sempat spontan diungkapkan oleh seseorang kepada temanku ketika baru saja memarkirkan motor di halaman rumahnya. Ia baru saja pulang kuliah bersamaku.
Aku diam sejenak dan menarik nafas panjang untuk menenangkan kenyataan yang begitu banyak penghakiman atas hidup orang lain. Realistik banget memang perkataan yang dilemparkannya itu. Tapi, berkontribusi positif ga yah? Kukira tidak sama sekali. Enyahkan saja. Anggap aja angin lewat.
Kerja yang dikenal oleh sebagian orang tertentu adalah suatu aktivitas yang mampu menghasilkan materi yang banyak tanpa memikirkan edukasi apa yang ia dapatkan selama proses bekerja. Padahal, kerja tidak melulu persoal materi, melainkan aktualisasi diri dalam peningkatan potensi diri pun itu bisa dinamakan kerja.
Jika kita kuliah untuk menggali potensi agar bisa meningkatkan kualitas diri berarti kita sudah dinamakan bekerja, bekerja untuk diri kita sendiri. Kerja itu ya melakukan sesuatu ke arah yang lebih produktif. Mau itu produktif secara materi ataupun secara hal lainnya seperti produktif dalam berpikir, berkarya dan lainn sebagainya.
So, yang sedang berjuang menuntut ilmu jangan pesimis hanya karena omongan orang yang tidak berkontribusi apapun untuk diri kita. Hidup ini seperti panggung sandiwara itu benar, kita yang sedang asik dipanggung penonton cuma bisa teriak-teriak sampe serak pun mereka ga akan perduli dengan keadaan dirinya sendiri.
Selamat menikmati kehidupan dari aku yang cuma pengangguran dalam beberapa pekan.
Oh ya selamat lebaran dan juga liburan ...
Semoga bahagia dan sehat selalu untuk badan dan pikiran ...
#NulisAjaDulu
#Peserta76
#Words655

Tidak ada komentar:
Posting Komentar