Enjoy your life. Studying, Working, traveling, reading, writing and about everything.
Start
Senin, 03 Juni 2019
La la la la la
#30HariMenulis_Hari_4
Tema : Random Pages
(“Ambillah sebuah buku, buka halamannya secara acak, dan menulislah dari kalimat pertama yang anda lihat”)
Cinta itu memerdekakan dari tumpukan keinginan.
(diambil dari Novel Terbang Bersama Cinta karya Muhiddin M. Dahlan Hal. 57)
Merdeka!
17 agustus tahun 45 itulah hari kemerdekaan kita. Hari merdeka nusa dan bangsa. Hari lahirnya bangsa Indonesia. Mer ... de ... ka ... Sekali merdeka tetap merdeka. Selama hayat masih dikandung badan. Kita tetap setia, tetap setia mempertahankan Indonesia. Kita tetap setia, tetap setia membela negara kita.
La la la la la la la la
Semoga tidak ada yang lupa dengan lagu kemerdekaan yang telah dinyanyikan secara auto oleh pembaca. Pede amat! Emang ada yang mau baca tulisan receh ini. Jangan sok iye lah. Coba berkaca lagi kamu itu siapa. Aneh. Mau bahas cinta kok malah disuruh nyanyi lagu kemerdekaan. Apa hubungannya? Namanya juga cinta, apapun yang berkaitan dengan kehidupan umat manusia beserta racun-racunnya bisa dikaitkan dengan cinta. Mau percaya boleh, ga percaya sekali pun ga masalah. Sekali lagi, karena cinta itu memerdekakan juga membebaskan manusia untuk tetap bereksplorasi dalam segala hal. Entahlah. Dasar manusia. Kalau bahas soal cinta, pasti banyak protes sekaligus banyak sukanya juga. Ga usah gengsi. Jujur aja. Hampa loh hidup tanpa cinta. Kalau kata Rhoma Irama “hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga”. Malah nyanyi lagi. Kamu itu gimana sih. Suara sumbang juga. Itu mah kata pujangga, lah kalau bukan pujangga mungkin biasa aja. Masa? Masa bodoh.
Yah. Cinta itu memerdekakan. Layaknya kemerdekaan suatu negara yang terlepas dari jeratan para penjajah yang telah lama menguasai dengan segala bentuk perbudakan manusia yang tidak berkeadilan dan tidak berperikemanusiaan.
Manusia dengan segala bentuk keinginan adalah satu hal lumrah yang dapat dimaklumi oleh banyak orang. Akan tetapi, tidak semua keinginan mampu menuntun orang-orang untuk lebih produktif dan hidup dalam kemajuan, melainkan hidupnya hanya diperbudak oleh segala keinginan semata. Keinginan yang dimaksudkan bisa berupa rumah mewah, mobil mentereng, handphone canggih, pakaian branded, dan keinginan lainnya yang sangat manusiawi.
Banyaknya keinginan itu sangat menyakitkan, sangat menyiksa. Dengan cinta, keinginan kita diarahkan kepada hal yang produktif. Cinta mengarahkan keinginan untuk selalu berada di jalan yang baik.
Lalu, apa saja keinginan yang diproduksi oleh cinta?
Muhiddin menjelaskan :
Keinginan untuk selalu membantu dan menafkahi orang lain, keinginan untuk selalu menjadi orang bertakwa, keinginan untuk terus memperluas wacana dan wawasan agar hidup tidak kerdil; karena hidup yang kerdil tidak bisa menyumbang apa-apa dalam masyarakat selain menambah data kemunduran dan kebodohan belaka. Keinginan seperti itulah yang memerdekakan.
Boleh jadi kita tidak memiliki banyak harta atas pilihan yang dituntunkan oleh cinta itu. Tapi, yakinlah bahwa kekayaan yang kita taburkan kepada sesama dalam bentuk amal kebajikan akan selalu terkenang dalam ingatan sejarah, ia tetap diperhitungkan.
Menurutnya, jadikan cinta sebagai kekuatan yang memerdekakan kita dari ketertindasan yang memenjara. Kemerdekaan adalah hak asasi yang harus kita nikmati. Anda tak mungkin kreatif jika tidak ada kebebasan. Dengan cinta dan semangat mencintai hidup, dobrak penjara dan enyahkan semua jeruji penutup kreativitas diri itu.
Cinta itu luas maknanya ya. Bukan sekedar urusan asmara antar dua insan yang saling bilang I love you, lalu dibalas love you too. Kan garing. Sudah ya. Mari terbang bersama cinta kalau kata Muhiddin.
#NulisAjaDulu
#Peserta76
#Words 526
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar