Start

Jumat, 14 Juni 2019

Ankylosaurus



Gambar diambil dari Amazon.com


#30HariMenulis_Hari_12

Tema : Random Wikipedia

Nur ' Aeni

Antara awalan huruf N atau A.

Ternyata pilihanku jatuh ke huruf A. Kira-kira apa yah yang akan saya tuliskan disini.
Sebenarnya saya masih bingung. Berhubung waktu yang sebentar lagi akan ditutup. Saya pun teringat akan sesuatu. Maafkan min, waktu luang saya ada di jam 10 malam ke atas, sisanya adalah dipake untuk kerja dan mengurus berkas. Jadi, maaf kalau tulisannya baru bisa diproduksi selarut ini. Merasa bersalah kepada diri sendiri yang masih belum bisa mengatur waktu dengan baik. Sekali lagi maaf untuk diri saya dan juga admin yang sudah direpotkan untuk menunggu lama.

Aah iyah. Saat ini saya teringat keponakan saya di rumah yang masih berusia 5 tahun. Menurut saya, dia seorang yang cerdas dan pembelajar ulung. Dia keponakan laki-laki pertama yang tinggal di rumah bersama ibu saya. Saat ini saya sedang tidak bersamanya. Biasanya untuk menuntaskan rasa kangen terhadap seseorang yang kita sayang bisa dengan mengingat apa yang disukainya. Apakah betul? Anggap saja betul lah ya.

Keponakan saya ini suka sekali dengan yang namanya dinasaurus. Entah saya pun ga tahu bagaimana awalnya dia bisa suka dinosaurus. Dimulai dari buku-buku, tontonan you tobe, kaos, miniatur dinosaurus ia sudah banyak mengoleksinya. Dia pun sampai hafal dengan nama-nama, bentuk dan juga sifatnya ia paham. Saya sendiri awalnya ga begitu tertarik dengan apa yang berkaitan dengan dinosaurus sebagai binatang purba yang sudah punah dan tidak akan ditemukan kembali.

Akan tetapi, berkat rasa penasaran keponakan saya tentang dinosaurus saya pun ikut kembali belajar mencarikan informasinya. Informasi yang disampaikan tidak boleh asal, minimal harus ada sumber yang bisa dijadikan referensi. Dari google pun terkadang bisa membantu.

Prolog terus. Lalu kapan jelasin dinosaurusnya?
Dinosaurus adalah kelompok hewan purbakala dari klad Dinosauria. Dinosaurus pertama kali muncul pada periode Trias, sekitar 230 juta tahun yang lalu, dan merupakan vertebrata dominan selama 135 juta tahun, yang dimulai sejak periode Jura (sekitar 201 juta tahun yang lalu) hingga berakhirnya periode Kapur (65 juta tahun yang lalu), dan kemudian musnah akibat peristiwa kepunahan Kapur-Paleogen sebelum Era Mesozoikum. Studi terhadap fosil dinosaurus menunjukkan bahwa spesies burung berevolusi dari dinosaurus theropoda selama periode Jura, dan akibatnya, ribuan jenis burung yang hidup sekarang telah diklasifikasikan sebagai sub-kelompok dinosaurus oleh para paleontolog. Beberapa burung yang selamat dari kepunahan 66 juta tahun yang lalu beserta keturunannya melanjutkan keberlangsungan hidup dinosaurus sampai sekarang.

Menurut kajian taksonomi filogenetika, dinosaurus biasanya diartikan sebagai "kelompok yang terdiri dari Triceratops, Neornithes (burung modern), serta semua nenek moyang dan keturunannya". Juga ada pendapat yang menyatakan bahwa Dinosauria berkaitan dengan Megalosaurus dan Iguanodon, karena dua genera inilah yang digunakan oleh Richard Owen sebagai dasar penamaan Dinosauria. Kedua defenisi di atas pada dasarnya sama, mendefenisikan bahwa dinosaurus: "Dinosauria = Ornithischia + Saurischia", yang mencakup theropoda (sebagian besar karnivora berkaki dua dan burung), ankylosauria (herbivora kaki empat berpelindung kulit), stegosauria (herbivora kaki empat berpunggung tanduk) ceratopsia (herbivora kaki empat dengan tanduk dan piring leher), ornithopoda (herbivora kaki dua atau kaki empat "berparuh bebek"), dan sauropodomorpha (sebagian besar herbivora berkaki empat dengan leher dan ekor panjang).

Baiklah. A yang saya maksudkan adalah Ankylosaurus. Menurut hasil selancar saya di wikipedia, binatang ini merupakan salah satu jenis dinosaurus yang memiliki tubuh dengan panjang 9 meter (30 kaki). Sedangkan berat yang dimiliki oleh ankylosaurus ini bisa mencapai hingga 7 ton. Waw! Istimewa memang. Besar dan berat juga ternyata.

Ankylosaurus memiliki tubuh yang dilindungi oleh semacam cangkang keras yang membuat tubuhnya tidak bisa diserang dengan mudah, bahkan oleh Tyrannosaurus-Rex. Perisai tulang setebal 5 cm melindungi tubuhnya yang pendek dan disangga oleh empat kakinya yang kuat, pendek dan gemuk. Di ekornya terdapat bola dari batu seberat 5 kg. Jika Ankylosaurus dihadang oleh lawannya, ia akan menyerang lawan tersebut dengan ekor kerasnya dan dalam sekejap lawannya akan terjatuh. Para ilmuwan dan ahli palaeontologi biasanya menyebut Ankylosaurus dengan sebutan 'Anky kecil'.


#NulisAjaDulu
#Peserta76
#Words634

Laman wikipedia :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ankylosaurus
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dinosaurus

Rabu, 12 Juni 2019

Aku memilih angka 3

#30HariMenulis_Hari_10
Tema : Numbers

Sebenarnya saya sendiri tidak begitu mengagungkan angka-angka atau memfavoritkannya secara berlebihan. Tidak. Akan tetapi, secara tidak disadari setiap kali saya ingin membeli kartu perdana, saya selalu menginginkan angka 3 di dalamnya. Entah sejak kapan saya mulai seperti itu.

Awalnya saya lebih tertarik ke angka 8 karena merupakan angka bulan kelahiran saya. Meskipun pada nyatanya hoaks. Tapi itu tidak lama. Saya tetap selalu tertarik untuk memilih kartu perdana yang banyak angka 3-nya. Lihat saja, setiap nomer kartu perdana yang saya miliki angka 3 sudah menjadi ciri khas bagian nomer belakangku. Saya kira tidak perlu juga saya cantumkan nomer saya disini karena tidak begitu penting juga sih. Wkwk

Kalau ditanya apa makna penting dibalik angka 3 ini. Saya akan mencoba mencari alasan yang mungkin bisa diterima menjadi sebuah ingatan untuk diri saya sendiri. Setelah saya mencoba menelusuri segala memori kehidupan yang sempat dialami, ternyata ada sesuatu peristiwa penting dibalik angka 3 ini.

Pada tahun 2006, tepatnya tanggal 3 bulan 3 merupakan hari dimana kesedihan itu datang menimpa keluarga kami. Kesedihan mendalam yang harus saya terima dengan seikhlas mungkin. Kesedihan yang dimaksud adalah ayah saya pergi meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya. Kala itu saya masih duduk dibangku sekolah dasar kelas 4. Usia yang masih sangat labil untuk menerima kenyataan yang sepahit itu.

Kehilangan seseorang yang kita sayangi adalah sesuatu yang sangat menyakitkan dan menyayat hati. Tangis itu pecah tanpa terkendali. Saya menyesali semua kesalahan yang pernah saya lakukan semasa hidup sang ayah.

Saya yang selalu menyusahkan dan memberikan beban kepada ayah saya untuk selalu menuruti semua keinginan tanpa tahu kondisi. Saya terlalu egois. Yah anak seusia saya kala itu memang lagi suka cari perhatian dan suka bikin sensasi untuk orang tua meski terkadang menyebalkan orang dewasa yang ada disekitar. Gimana ya jelasinnya, pasti pembaca bingung. Sudahlah ini hanya sekilas berita saja yang tak perlu harus dipahami betul kayak rumus matematika atau fisika. Lewatkan saja.

Baik. Saya adalah seorang anak yang keras kepala, banyak kemauan dan semua itu saya lakukan secara sadar tanpa berpikir panjang bahwa ternyata merepotkan orang tua. Saya merasa berdosa sekali kala itu. Jika waktu bisa diulang kembali saya ingin tetap hidup bersama ayah saya dengan segala bentuk kepatuhan dan ketaatan yang bisa lebih membahagiakan tanpa meninggalkan beban pikiran. Saya menyadari hal itu setelah saya mulai beranjak dewasa. Jiwa kekanak-kanakan itu menempel sealamiah mungkin.

Tapi, semua itu sudah terlambat. Ayah sudah pulang ke pangkuan ilahi tanpa ada kesempatan untuk bisa kembali terkecuali berjumpa dalam mimpi.

Saya menyadari, takdir hidup dan batas usia ayah tidaklah panjang. Ayah meninggal diusianya yang bisa dikatakan masih muda, sekitar 43 tahun. Masih muda kan ya. Iyes.

Jika bicara takdir, manusia tak bisa mangkir. Ayah sakit struk dan juga darah tinggi. Tuhan tahu jalan terbaik untuk setiap makhluknya. Tuhan lebih memilih untuk mengambil jatah hidup ayah saya ketimbang membiarkan ayah saya hidup dalam keadaan struk. Itulah jalan terbaik yang sudah ditentukan oleh Tuhan.

Saya sebagai seorang anak harus ikhlas dan menerima apapun yang sudah terjadi. Semoga ayah lebih tenang disisiNya dan diampunkam segala salah dan dosa selama masa hidupnya.

Saya yakin, ayah sudah memaafkan atas segala tingkah dan perbuatan saya yang selalu ingin lebih diperhatikan dan dimanjakan. Saya kira itu wajar. Tapi tetap saja penyesalan itu ada karena saya belum mampu memberikan yang terbaik untuk kebahagiaan ayah saya. Namanya juga masih kecil. Harap dimaklumi. Tapi, tetap ambil pelajaran dibalik semua ini.

Ayah, berbahagialah selalu disana. Kami disini baik-baik saja.
Alfatiha. ~~

#NulisAjaDulu
#Peserta76
#Words571


Selasa, 11 Juni 2019

Dia adalah Perempuan Potensial yang Aku Temui

#30HariMenulis_Hari_9
Tema : Greats Minds

Aku ingin menceritakan seseorang yang menurutku sangat potensial dalam melakukan suatu perubahan dan penyadaran bagi orang-orang yang haus akan pengetahuan. Entah tepatnya tahun kapan aku mulai kenal dengan beliau. Tapi yang pasti beliau adalah teman satu jurusan yang baru pindah dari kampus Bandung.

Aku tidak seumuran dengan beliau. Tapi, beliau selalu menempatkan siapa pun yang ia temui dengan begitu setara. Aku tertarik untuk kenal dengan beliau karena semangat belajarnya yang begitu tinggi dan penuh antusias yang luar biasa dalam segala hal. Beliau sangat aktif sekali diskusi dan selalu mempunyai gagasan cemerlang untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.

Yah. Beliau seorang perempuan yang tertarik dengan isu gender dan feminisme. Beliau pula yang telah banyak mengenalkan aku dengan istilah-istilah yang jarang aku gunakan seperti gender dan feminis. Pada awalnya aku memiliki anggapan negatif terkait gender dan feminis. Tapi, setelah ikut belajar dengan beliau melalui kajian-kajian yang diagendakannya, aku pun mulai terbiasa mendengar istilah-istilah tersebut.

Hal-hal yang aku kagumi dari beliau adalah selalu berhasil membuat kegiatan produktif meski hanya dihadiri oleh segelintir orang. Demi untuk membangun kesadaran banyak orang terkait pemahaman keliru soal kajian gender dan feminisme ia pun berupaya untuk mengemas kajian tersebut sesederhana mungkin yang sekiranya bisa diterima oleh banyak kalangan.

Selain itu, ia pun rela mengorbankan waktu dan materinya hanya untuk mensukseskan sebuah agenda untuk kepentingan banyak orang. Beliau bersama suaminya memiliki tekad yang sama untuk memperjuangkan isu keadilan gender dan memperjuangkan hak-hak perempuan yang tersisihkan. Tidak heran jika jam terbang keduanya sangat tinggi, karena kesibukannya lebih banyak di luar untuk menyampaikan gagasan kepada publik.

Aku belum terlalu kenal jauh dengan beliau, tapi beliau telah membantu dan memberikan banyak pengetahuan kepadaku secara cuma-cuma. Aku beruntung kenal dengan beliau, melalui beliau aku pun jadi mengenal kyai-kyai tersohor yang ada di Kota Cirebon seperti Kyai Faqihudin, Kyai Husen Muhammad. Kyai-kyai tersebut yang sangat ditokohkan sebagai seorang tokoh feminis yang juga sama memilik semangat juang untuk merekontruksi publik agar memahami Islam secara berkeadilan

Perempuan yang aku maksudkan adalah bernama Nurul Bahrul Ulum istri dari KH. Marzuki Wahid asal Kota Cirebon.  Aku biasa memanggilnya Teh Nurul. Darinya aku banyak belajar suatu hal. Terima kasih telah memberikan peran dalam proses belajarku selama ini.

#NulisAjaDulu
#Peserta76
#Words364

Senin, 10 Juni 2019

Wanita di dalam Al-Qur'an





#30HariMenulis_Hari_8
Tema : Review Buku

Judul : Wanita di dalam Al-Qur’an
Penulis    : Amina Wadud Muhsin
Penerbit : Penerbit Pustaka
Cetakan 1 : 1994 M / 1414 H
Halaman : 167 hal.

Buku ini merupakan hasil terjemahan oleh penerjemah yang bernama Yaziar Radianti dari Qur’an and Woman karya Amina Wadud Muhsin pada tahun 1992, yang diterbitkan oleh Fajar Bakti, Kuala Lumpur. Lalu diterbitkan kembali oleh Penerbit Pustaka pada tahun 1994 dengan menggunakan bahasa Indonesia pada cetakan pertama.

Buku dengan ketebalan 167 halaman ini merupakan  buku lama yang masih relevan untuk dibaca. Hal ini dikarenakan agar tersampaikannya pesan-pesan Qur’an secara substansial sesuai dengan tujuannya sebagai pedoman hidup umat manusia. Memahami isi al-Qur’an tidak cukup hanya sekedar memahami secara tekstual apalagi mengandalkan cocokologi belaka, melainkan harus melibatkan disiplin ilmu lainnya agar mampu menginterpretasikan al-Qur’an secara adil demi kepentingan hidup umat manusia baik laki-laki maupun perempuan.

Setelah membaca buku ini, saya sangat kagum dengan upaya penulis yang telah menyajikan hasil risetnya untuk merekontruksi pikiran pembaca dalam menginterpretasikan makna-makna tersembunyi yang terkandung di dalam Al-Qur’an sebagai kitab suci yang sudah diakui secara universal.

Al-Qur’an sebagai kitab suci yang muncul pada abad 14 tahun yang lalu patut kita hidupkan kembali dengan cara mengkajinya secara lebih mendalam. Jika tidak ada lagi yang memahami isi dan makna yang terkandung di dalam al-Qur’an, bagaimana mungkin pesan-pesan ilahi bisa tersampaikan dengan baik. Al-Qur’an harus tetap hidup dan menjadi petunjuk bagi kehidupan umat manusia tanpa dibatasi ruang dan waktu. Jika tidak, maka al-Qur’an akan tetap menjadi teks mati yang kehilangan tujuannya.

Al-Qur’an sebagai kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw telah berhasil membawa perubahan kondisi sosial, moral, spiritual dan politik secara konkrit di wilayah arab pada saat itu. Perubahan-perubahan itu mampu mempengaruhi kawasan lainnya yang lebih luas dalam waktu yang sangat singkat. Al-Qur’an memang memiliki kekuatan sebagai pengubah dunia yang harus kita akui dan pahami secara bersama.

Ada dua implikasi penting yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca dalam studi khususnya mengenai masalah wanita dalam al-Qur’an. Pertama, sebagai satu bentuk usaha memelihara relevansi kandungan al-Qur’an dengan kehidupan manusia, al-Qur’an harus terus menerus ditafsirkan ulang dari masa ke masa. Kedua, kemajuan peradaban telah melukiskan betapa luasnya partisipasi wanita di masyarakat dan pengakuan atas pentingnya sumber daya wanita.

Al-Qur’an sejak 1400 tahun lalu telah berhasil menciptakan peradaban tinggi tentang peran dan partisipasi wanita yang terkandung di dalamnya. Al-Qur’annya satu, tapi penafsiran atas nashnya sangatlah banyak. Jadi, jika ada penafsiran yang hanya menyudutkan dan membatasi peran dan partisipasi wanita dalam kehidupan sosial masyarakat pada hakikatnya bukan ayat-ayat al-Qur’annya yang membatasi kaum wanita, melainkan penafsiran atas nashnya yang menjadi penyebabnya, bukan al-Qur’an itu sendiri. Perlu ditekankan kembali, bahwa ayat-ayat dan prinsip-prinsip al-Qur’an tidaklah berubah, ia bersifat fleksibel dan universal, karenanya yang berubah adalah bagaimana kapasitas pemahaman dan perefleksian prinsip-prinsip ayat tersebut di dalam suatu masyarakat. Oleh sebab itu, untuk memahaminya pun tidak cukup hanya dari persepektif kebudayaan tunggal apalagi perspektif masyarakat Islam pertama pada zaman Rasulullah, melainkan harus dengan perspektif yang lebih berkeadilan bagi kedudukan manusia, laki-laki dan perempuan tentunya.

Jadi, bagi kaum wanita atau perempuan dimana pun anda berada Islam itu ramah terhadap kaum perempuan. Pedoman kitab sucinya pun memberikan banyak kemuliaan bagi kedudukan perempuan yang lebih manusiawi dari sebelumnya. Peran dan partisipasi sudah diakui sejak dulu kala. Jika laki-laki dan perempuan saling memiliki peran penting dalam menjalani roda kehidupan ini untuk lebih berimbang, kenapa harus ada diskriminasi yang mampu menghambat perkembangan potensi yang dimiliki oleh perempuan dalam peran dan partisipasinya ditengah masyarakat yang modern ini.

Semoga dengan banyak belajar, kita bisa terus membangun kesadaran yang lebih adil sejak dalam pikiran. Tidak saling menyudutkan dan menghegemoni salah satu manusia yang sama-sama memiliki peran dalam kehidupan panjang ini. Kita di mata Tuhan itu setara, tidak ada yang lebih tinggi diantara salah satunya. Itulah pesan-pesan yang dapat saya ambil dari membaca buku ini.
Semoga tidak puas.

#NulisAjaDulu #Peserta76 #Words630

Sabtu, 08 Juni 2019

Benda mati yang berdetak


Gambar diambil dari Bombastis.com


#30HariMenulis_Hari_6
Tema : Not Human

Aku adalah sesuatu yang mudah ditemui. Hampir manusia di belahan bumi manapun mengenalku bahkan hampir setiap manusia mencariku dan memilihku untuk selalu hidup bersama dalam berbagai fase kehidupan yang akan dilewatkan.

Aku tak mengerti betapa pentingnya kehadiranku untuk mengatur kehidupan manusia penghuni planet ini. Padahal aku tak mampu berbicara, mendengar pun aku tak bisa. Aku juga tak memiliki rasa seperti halnya manusia. Aku hanya bisa diam tanpa satu kata pun yang terlontar untuk para penghuni planet yang aku temukan. Aku bukan sesuatu yang bernyawa. Aku tak memiliki jantung yang selalu berdetak disetiap waktu.

Populasiku sangat banyak. Aku tidak diciptakan dalam satu bentuk yang sama. Aku memiliki banyak nama yang disesuaikan dengan tempat yang akan aku tinggali. Aku beragam bentuk dan hampir semua orang menyukai kehadiranku. Aku tau itu. Aku adalah keseimbangan dalam mengatur kehidupan banyak orang.

Aku ada. Aku hidup. Aku selalu diperhatikan setiap kali diperlukan. Selalu dipandang setiap kali ada yang diharapkan. Aku tidak memiliki umur yang panjang. Hidupku tergantung bagaimana manusia memperhatikanku. Jika aku mati, manusialah yang mampu menghidupkannya kembali dengan memberiku daya sesuai dengan kebutuhanku.

Aku tak pernah bertanya. Tapi aku sendiri selalu banyak ditanya oleh orang-orang yang gelisah, terburu-buru, dan banyak hal. Meskipun pertanyaan itu tidak ditujukan padaku, tapi aku tau bahwa aku selalu dipertanyakan. Aku sudah terlalu percaya diri atas kehadiranku yang sangat penting untuk para penghuni planet yang mengatasnamakan dirinya sebagai manusia yang berakal dan memiliki banyak aturan.

Kau mengenalku? Tentu saja iya.
Tak mungkin bisa hidup teratur tanpa mengaturku terlebih dahulu.
Akan aku beri tahu bagaimana wujudku. Sepertinya kau sudah jenuh ingin mengenal siapa diriku dan bagaimana wujud rupaku. Aku adalah benda mati. Yah benda mati. Biasanya aku diletakkan disebuah ruangan yang mudah ditemui banyak orang. Aku ini bisa bersanding dengan benda-benda mati lainnya. Tak perlu aku sebutkan.

Aku memiliki jarum yang bisa berputar setiap detik sekali. Setiap kali berputar aku selalu berdetak pelan dan akan begitu terdengar saat suasana sepi dan hening. Jarum yang aku miliki ada dua. Ada jarum panjang dan juga jarum pendek dengan fungsi dan pemaknaan yang berbeda. Tanpa aku sebutkan siapa aku. Kukira dengan ciri-ciri yang sudah aku sebutkan tadi kau bisa menebak siapa aku sebenarnya.

Inilah aku. Aku adalah jam dinding yang selalu setia menemani selama 24 jam penuh dalam perputaran roda kehidupan yang ada. Aku merasakan semua pahit manisnya kehidupan yang dialami oleh manusia. Aku tau semua itu. Aku berharap dengan adanya aku bisa memberikan kemudahan dalam membagi waktu selama satu hari penuh. Aku tak suka diabaikan dan dibiarkan tanpa melakukan tindakan saat jarumku tak pernah lelah  berputar.

Yah aku adalah benda mati yang berdetak.


#NulisAjaDulu
#Peserta76
#Words428



Jumat, 07 Juni 2019

Anggap saja angin lewat


Gambar diambil dari Tribun Jateng.com



#30HariMenulis_Hari_5

Tema : Eavesdropper
( tulislah mengenai percakapan yang pernah tak sengaja anda dengar )

"Perempuan ga perlu sekolah tinggi-tinggi lagi, lagian kalau udah nikah nanti juga cuman ngurus dapur sama ngurus suami di rumah".

Salah satu percakapan ini sempat aku dengar ketika masih sekolah dulu. Saat ini pun ungkapan seperti ini masih banyak kita temui di masyarakat. Coba kroscek sendiri. Kenapa sih ketika perempuan ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi selalu mendapatkan respon yang sependek itu. Padahal pendidikan itu hak semua warga negara baik laki-laki maupun perempuan. Jika akses pendidikan untuk perempuan saja masih dihalangi, bagaimana mungkin perempuan memiliki kemajuan dalam berpikir seperti halnya laki-laki yang bebas bergerak sana sini tanpa direndahkan oleh tradisi dan struktur sosial yang menghukumi aktivitasnya. Padahal untuk melakukan suatu perubahan besar dalam kemajuan suatu negara harus melibatkan peran laki-laki dan perempuan secara setara, baik setara dalam akses pendidikan ataupun akses lainnya yang mampu mewujudkan kemajuan secara bersama tanpa memandang jenis kelamin yang ada. Dudududu

"Sekolah terus, awas nanti lupa nikah loh".

Jleb. Lah apa hubungannya sekolah lanjut terus  nanti lupa nikah. Lagian mau nikah atau tidak itu hak privat individu loh, ga perlu ikut mencampuri hal-hal yang sifatnya privasi. Toh kalau pun mau nikah juga ga bakal dibiayai ini sama yang suka asal komentar macam itu.

Setiap orang memiliki zona waktu tersendiri. Ada yang lebih cepat menikah dalam usianya yang masih muda. Ada pula yang menikah diusia yang tidak lagi muda dengan segala bentuk kesiapan yang dimilikinya. Hidup ini beragam dan banyak corak loh. Jangan gitu-gitu aja, nanti bosan.

Semua orang akan menikah dengan segala keputusan dan ketepatan waktunya tersendiri. So, kita ga perlu menghakimi urusan orang lain kalau kita ga mampu memberikan kontribusi besar untuk kehidupan masa depannya.

"Sekolah udah tinggi, tapi tuh liat anaknya si ibu anu tetap aja jadi ibu rumah tangga, anteng di rumah terus ga jadi orang kantoran".

Ini lagi. Kenapa sindiran perempuan selalu datang bertubi-tubi sejak ia dilahirkan sampai ia dikebumikan. Duh. Dunia ini ga ada habisnya nyinyirin perempuan atas segala pilihannya.

Asal tau aja, menjadi ibu rumah tangga itu baik, mulia dan juga tidak bisa dinilai harganya oleh apapun. Jika menjadi ibu rumah tangga adalah sebuah pilihan bagi beberapa perempuan yang berpendidikan tinggi. Hal itu tidak perlu dipermasalahkan. Perempuan berhak atas segala pilihannya, yang patut dipermasalahkan adalah omongan orang-orang yang tidak bisa dipertanggung jawabkan oleh dirinya sendiri. Melakukan perubahan aja enggak, bisanya cuma nyinyir. Cape deh.

Ada lagi nih.

"Mending kerja aja, bisa dapat banyak duit dari pada kuliah malah ngeluarin banyak duit, sayang-sayang aja".

Ungkapan ini sempat spontan diungkapkan  oleh seseorang kepada temanku ketika  baru saja memarkirkan motor di halaman rumahnya. Ia baru saja pulang kuliah bersamaku.

Aku diam sejenak dan menarik nafas panjang untuk menenangkan kenyataan yang begitu banyak penghakiman atas hidup orang lain. Realistik banget memang perkataan yang dilemparkannya itu. Tapi, berkontribusi positif ga yah? Kukira tidak sama sekali. Enyahkan saja. Anggap aja angin lewat.

Kerja yang dikenal oleh sebagian orang tertentu adalah suatu aktivitas yang mampu menghasilkan materi yang banyak tanpa memikirkan edukasi apa yang ia dapatkan selama proses bekerja. Padahal, kerja tidak melulu persoal materi, melainkan aktualisasi diri dalam peningkatan potensi diri pun itu bisa dinamakan kerja.

Jika kita kuliah untuk menggali potensi agar bisa meningkatkan kualitas diri berarti kita sudah dinamakan bekerja, bekerja untuk diri kita sendiri. Kerja itu ya melakukan sesuatu ke arah yang lebih produktif. Mau itu produktif secara materi ataupun secara hal lainnya seperti produktif dalam berpikir, berkarya dan lainn sebagainya.

So, yang sedang berjuang menuntut ilmu jangan pesimis hanya karena omongan orang yang tidak berkontribusi apapun untuk diri kita. Hidup ini seperti panggung sandiwara itu benar, kita yang sedang asik dipanggung penonton cuma bisa teriak-teriak sampe serak pun mereka ga akan perduli dengan keadaan dirinya sendiri.

Selamat menikmati kehidupan dari aku yang cuma pengangguran dalam beberapa pekan.

Oh ya selamat lebaran dan juga liburan ...
Semoga bahagia dan sehat selalu untuk badan dan pikiran ...


#NulisAjaDulu
#Peserta76
#Words655

Senin, 03 Juni 2019

La la la la la


#30HariMenulis_Hari_4

Tema : Random Pages
(“Ambillah sebuah buku, buka halamannya secara acak, dan menulislah dari kalimat pertama yang anda lihat”)

Cinta itu memerdekakan dari tumpukan keinginan.
(diambil dari Novel Terbang Bersama Cinta karya Muhiddin M. Dahlan Hal. 57)

Merdeka!
17 agustus tahun 45 itulah hari kemerdekaan kita. Hari merdeka nusa dan bangsa. Hari lahirnya bangsa Indonesia. Mer ... de ... ka ... Sekali merdeka tetap merdeka. Selama hayat masih dikandung badan. Kita tetap setia, tetap setia mempertahankan Indonesia. Kita tetap setia, tetap setia membela negara kita.

La la la la la la la la

Semoga tidak ada yang lupa dengan lagu kemerdekaan yang telah dinyanyikan secara auto oleh pembaca. Pede amat! Emang ada yang mau baca tulisan receh ini. Jangan sok iye lah. Coba berkaca lagi kamu itu siapa. Aneh. Mau bahas cinta kok malah disuruh nyanyi lagu kemerdekaan. Apa hubungannya? Namanya juga cinta, apapun yang berkaitan dengan kehidupan umat manusia beserta racun-racunnya bisa dikaitkan dengan cinta. Mau percaya boleh, ga percaya sekali pun ga masalah. Sekali lagi, karena cinta itu memerdekakan juga membebaskan manusia untuk tetap bereksplorasi dalam segala hal. Entahlah. Dasar manusia. Kalau bahas soal cinta, pasti banyak protes sekaligus banyak sukanya juga. Ga usah gengsi. Jujur aja. Hampa loh hidup tanpa cinta. Kalau kata Rhoma Irama “hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga”. Malah nyanyi lagi. Kamu itu gimana sih. Suara sumbang juga. Itu mah kata pujangga, lah kalau bukan pujangga mungkin biasa aja. Masa? Masa bodoh.

Yah. Cinta itu memerdekakan. Layaknya kemerdekaan suatu negara yang terlepas dari jeratan para penjajah yang telah lama menguasai dengan segala bentuk perbudakan manusia yang tidak berkeadilan dan tidak berperikemanusiaan.
Manusia dengan segala bentuk keinginan adalah satu hal lumrah yang dapat dimaklumi oleh banyak orang. Akan tetapi, tidak semua keinginan mampu menuntun orang-orang untuk lebih produktif dan hidup dalam kemajuan, melainkan hidupnya hanya diperbudak oleh segala keinginan semata. Keinginan yang dimaksudkan bisa berupa rumah mewah, mobil mentereng, handphone canggih, pakaian branded, dan keinginan lainnya yang sangat manusiawi.

Banyaknya keinginan itu sangat menyakitkan, sangat menyiksa. Dengan cinta, keinginan kita diarahkan kepada hal yang produktif. Cinta mengarahkan keinginan untuk selalu berada di jalan yang baik.

Lalu, apa saja keinginan yang diproduksi oleh cinta?

Muhiddin menjelaskan :
Keinginan untuk selalu membantu dan menafkahi orang lain, keinginan untuk selalu menjadi orang bertakwa, keinginan untuk terus memperluas wacana dan wawasan agar hidup tidak kerdil; karena hidup yang kerdil tidak bisa menyumbang apa-apa dalam masyarakat selain menambah data kemunduran dan kebodohan belaka. Keinginan seperti itulah yang memerdekakan.

Boleh jadi kita tidak memiliki banyak harta atas pilihan yang dituntunkan oleh cinta itu. Tapi, yakinlah bahwa kekayaan yang kita taburkan kepada sesama dalam bentuk amal kebajikan akan selalu terkenang dalam ingatan sejarah, ia tetap diperhitungkan.

Menurutnya, jadikan cinta sebagai kekuatan yang memerdekakan kita dari ketertindasan yang memenjara. Kemerdekaan adalah hak asasi yang harus kita nikmati. Anda tak mungkin kreatif jika tidak ada kebebasan. Dengan cinta dan semangat mencintai hidup, dobrak penjara dan enyahkan semua jeruji penutup kreativitas diri itu.


Cinta itu luas maknanya ya. Bukan sekedar urusan asmara antar dua insan yang saling bilang I love you, lalu dibalas love you too. Kan garing. Sudah ya. Mari terbang bersama cinta kalau kata Muhiddin.




#NulisAjaDulu
#Peserta76
#Words 526

Minggu, 02 Juni 2019

Sampah Tak Bertuan



Gambar diambil dari harian.analisadaily.com


#30HariMenulis_Hari_3

Selama kita tinggal di bumi, apakah kita sempat memikirkan nasib sampah yang kita produksi setiap hari? Kemanakah sampah akan bermuara? Udah kaya lautan aja pake bahasa bermuara. Yah! lautan sampah maksudnya.

“Ah tenang aja, kita kan udah buang di tempat sampah, nanti juga bakal ada yang angkut ini kok, ngapain kita repot-repot mikirin soal sampah!”

Kalimat di atas merupakan salah satu bentuk celetukan penghuni bumi yang rajin buang sampah pada tempatnya. Ada benarnya juga memang, sampah yang kita buang di tong sampah nanti juga akan diangkut oleh tukang sampah. Tapi, apakah soal sampah sudah selesai? Ternyata tidak. Proses pembuangan sampah dari sampah rumah-rumah, sampai diangkut oleh gerobak beralih ke truk lalu dibuang ke tempat pembuangan akhir pun masalah sampah belum juga terselesaikan.

Bayangkan saja, tiap individu memiliki potensi untuk nyampah dalam setiap hari bahkan seperkian detik pun sampah sudah mampu dihasilkan. Coba kita perhatikan! Dalam keseharian, kita temukan sampah bekas jajanan kita sendiri, seperti sampah plastik es, kemasan makanan ringan, botol minuman dan segala bentuk sampah plastik lainnya yang mudah kita temukan setiap waktu. Terkadang kita mengabaikan begitu saja keberadaan sampah plastik yang ada disekitar. Iya kan? Karena aku pun termasuk pelakunya. Padahal jika dibiarkan begitu saja masalah sampah plastik akan berdampak serius dalam jangka waktu yang panjang.

Coba kita renungkan sejenak. Jika setiap individu berpotensi untuk nyampah, dari sekian ribu individu yang menempati satu kota saja, sudah berapa ton sampah yang akan dihasilkan? Belum lagi ditambah dengan kota-kota lainnya diseluruh penjuru kota yang ada di bumi. Bumi kita penuh sampah permisah! Lalu jika tidak ada lagi yang peduli pada bumi yang kita tinggali, bagaimana nasib bumi kita pada beberapa tahun yang akan datang? Masihkah bumi kita tetap lestari? apakah anak cucu kita dibiarkan menikmati bumi yang tercemari penuh racun hasil sampah yang sudah lama terurai tanpa penyelesaian?

“Udah gede kok  buang sampah sembarangan, nanti banjir loh!”, protes bocah 5 tahun ketika melihat orang dewasa buang sampah sembarangan di depan matanya. Seketika itu sampah pun ia ambil lalu dibuang pada tempatnya.

Dilihat dari penggalan kalimat di atas kesadaran akan pentingnya memperlakukan sampah sangatlah penting untuk kita tanamkan sejak dini. Jika tanpa kesadaran, sampai kapan pun sampah akan terabaikan dan tetap membiarkannya menumpuk sampai mengeluarkan bau busuk. So, masih ada kesempatan untuk memutus generasi yang suka buang sampah sembarangan menjadi yang lebih peduli dan peka terhadap lingkungan sekitar.

Pertanyaannya, mengapa sampah begitu sangat banyak???

Hal ini disebabkan oleh teknologi produksi dan mesin yang terus berkembang setiap waktu.
Alurnya, barang makin mudah dibuat, barang makin bertambah banyak. Akan tetapi, masa pakai barang semakin lebih pendek. Maksudnya, orang-orang lebih cepat membuang barang lama untuk membeli barang baru yang lebih canggih atau lebih bagus. Apalagi saat ini ditambah banyak barang yang hanya untuk sekali pakai saja. Jadi, sampah yang dihasilkan pun semakin cepat dan semakin banyak dalam waktu yang singkat.

Asal tau saja, manusia sudah melakukan banyak hal untuk mengatasi masalah sampah loh. Ada yang membuangnya ke sungai, mengubur sampah, membakarnya, sampai ada pula yang mendaur ulang sampah dari berbagai jenis sampah yang ada. Sampah organik, an organik dan sampah kertas.

“Manusia ga diam-diam aja kok!”

Apakah masalah sampah sudah selesai? Ternyata belum juga. Karena setiap cara yang sudah dilakukan selalu ada permasalahan yang akan diperoleh. Ternyata sulit juga yah untuk mengatasi masalah sampah.

Lalu, sebagai manusia penghuni bumi, hal kecil apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi keberadaan sampah?

Salah satu caranya adalah dengan mengurangi belanja. Tidak cepat membuang dan membeli barang baru hanya karena bosan. Lebih merawat barang yang ia miliki untuk selama mungkin. Memilah dan mendaur ulang sampah pun bisa tetap kita lakukan untuk meminimalisir keberadaan sampah. Kurangi penggunaan sampah plastik dalam keseharian. Jadi, setiap akan membeli sesuatu, diusahakan untuk selalu membawa kantong belanja yang berbahan kain, dengan seperti itu kita sudah bisa mengurangi sampah plastic. Bisa juga dengan mengikuti kegiatan peduli lingkungan bersama komunitas lingkungan hidup.
Kalau bukan kita yang menjaga bumi. Lalu siapa lagi?
Bagaimana menurutmu?

#Peserta76
#NulisAjaDulu
#Words 652

Kehilangan itu menyakitkan


Gambar diambil dari Gemintang.com


#30HariMenulis_Hari_2

Flat. Ide menulis hari kedua tak kunjung datang. Aku masih merasa kesulitan dalam menuliskan suatu hal. Jika ada yang merelakan waktunya untuk menuntunku menulis dengan senang hati aku akan mengikutinya. Tapi, tidak mungkin bisa, karena semua peserta yang mengikuti event 30 hari menulis ini semuanya hanya bertemu lewat dunia maya dengan kesibukan masing-masing di dunianya. Aku tidak boleh menyita waktu orang lain begitu saja dengan seenak jidatku sendiri. Aku harus tetap berusaha keras untuk bisa lanjut menulis dihari kedua ini. Perasaan minder dan malu setelah melihat tulisan orang lain yang luar biasa sudah pasti ada. Tapi, hal itu harus dijadikan sebagai motivasi pribadi untuk tetap berusaha menulis semampu yang kita bisa.

Yah! Kehilangan. Aku akan coba menuliskan sesuatu tentang kehilangan. Mari kita selami bersama.

Setiap dari kita pasti punya pengalaman bagaimana sakitnya kehilangan seseorang yang kita sayangi dan kita kasihi. Kehilangan ayah, ibu, anak, menantu, suami, istri dan siapa pun itu yang selama ini hadir dalam hidup kita. Bagaimana tidak? Karena seperti yang sudah kita tahu sebelumnya setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan yang akan hadir ditengah-tengahnya. Hanya orang-orang beruntung sajalah yang mampu hidup bersama dalam jangka waktu yang sangat lama, hingga menua bersama dengan yang kita cintai dan kita kasihi sampai Tuhan tak lagi menghendaki.

Aku yakin, Semua orang tidak menginginkan berpisah dengan orang-orang tersayang yang telah setia mengisi kehidupan kita dalam keadaan suka maupun duka. Tapi, jika Tuhan sudah berkehendak demikian, bagaimana mungkin untuk kita menolaknya.

Rasa sedih yang mendalam tak dapat dijelaskan secara lisan, karena bukan hanya fisik yang ditinggalkan dalam sebuah perpisahan, melainkan perasaan cinta yang tertinggal dalam hati tak dapat digambarkan secara logika manusia pada umumnya. Meskipun ada banyak ungkapan sabar dan tabah yang tertorehkan. Semua ungkapan tersebut belum bisa membayar bagaimana rasa sakitnya kehilangan, terutama kehilangan kekasih yang telah lama menemani sepanjang masa hidupnya.

Akan tetapi, upaya terbaik harus tetap dilakukan oleh orang-orang yang ada disekitar untuk lebih menguatkan secara psikis bagi orang-orang yang telah ditinggalkannya. Jika ada kalimat yang lebih menguatkan selain kata sabar dan tabah, mungkin semua orang yang turut merasa sedih dan kehilangan akan segera mengungkapkannya agar mampu meringankan sedikit beban pikiran bagi yang sedang berduka. Tapi apa daya, hanya doa terbaiklah yang mampu kita panjatkan untuk orang-orang yang telah lebih dulu meninggalkan kami agar kelak mendapatkan surgaNya dalam kenikmatan yang lebih hakiki disisi Tuhan yang maha Esa.

Seperti yang kita ketahui bersama, dipenghujung ramadhan tahun ini Indonesia sedang berduka atas kepergian Ibu Ani Yudhoyono, istri dari Mantan Presiden kita yang ke-6. Terlihat dari paras seorang Jenderal, politisi hebat dan juga mantan presiden RI-6 sangat terlihat dari raut wajahnya bahwa ia adalah orang pertama yang paling merasa kehilangan atas kepergian istri tercintanya.

Sosok Ibu Ani yang telah setia menemani perjalanan hidup Pak SBY selama 43 tahun lamanya, kini sudah lebih dulu meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya. Berat rasanya bagi Pak SBY untuk menerima kenyataan yang sudah terjadi. Tapi, jika ini jalan terbaik yang diberikan Tuhan untuk Ibu Ani yang mengidap kanker darah, mau tidak mau harus direlakan demi kebaikan istri tercinta.

Kita semua menyaksikan bagaimana pengabdian seorang suami yang mengorbankan segala aktivitas pentingnya untuk menemani sang istri yang sedang melemah karena rasa sakit yang dideritanya, kanker darah/leukimia. Karena baginya tak ada yang lebih penting dari pada kesembuhan dan pengabdiannya pada sang istri. Tak sedetik pun Pak SBY meninggalkan Ibu Ani, ia selalu setia menemani dan selalu ada disampingnya untuk menguatkan sang istri yang sedang berjuang melawan rasa sakit yang mengidapnya.

Tak perlu panjang lebar untuk menuliskan banyak hal tentang sepasang kekasih yang telah berhasil menggugah dunia atas segala bentuk pengabdian yang telah ia teladankan. Kita semua dari kalangan apapun harus meneladani kesetiaan seorang pemimpin kita semua pada istrinya di atas segalanya. Karena separuh hidup sepasang kekasih yang telah lama menjalin pahit manisnya kehidupan ada pada pasangannya. Kurasa begitu. Jika salah satunya hilang, maka separuh jiwanya pun akan hilang. Sedih rasanya.

Kita semua merasa kagum yang tak terkira melihat masa-masa terakhir antar keduanya. Semua yang telah dilakukan patut kita teladani bersama. Keikhlasan dan kesabaran seorang jenderal tergambarkan dengan segenap jiwa dan raga dengan penuh rasa cinta yang ada.
Turut berduka cita yang sangat mendalam pak jenderal!
Terima kasih telah memberikan teladan baik pada dunia bahwa kesetiaan cinta pada satu pasangan itu harus kita perjuangkan bersama dalam bentuk kesalingan yang tak dapat diperhitungkan oleh apapun.

#NulisAjaDulu

Words : 716