Sumber daya manusia (human resources) dapat diklasifikasikan menjadi dua aspek, yaitu
kuantitas dan kualitas.kuantitas menyangkut jumlah sumber daya manusia yang
sangat penting kontribusinya. Sedangkan aspek kualitas menyangkut mutu dari
sumber daya manusia yang berkaitan dengan kemampuan fisik maupun kemampuan non
fisik (bekerja, berpikir dan ketrampilan-ketrampilan lainnya.
Secara umum pengembangan sumber daya manusia lebih
banyak dikaitkan dengan industrialisasi dan prospek perkembangan ekonomi dengan
standarisasi memiliki arah yang jelas. Ada beberapa parameter yang harus
diperhatikansebagai sebuah rumusan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang
produktif, yaitu : pertama, peningkatan kualitas iman dan takwa; kedua,
peningkatan kualitas hidup; ketiga, peningkatan kualitas kerja; dan keempat,
peningkatan kualitas karya; kelima, peningkatan kualitas pikir.
Dalam dunia dakwah pengembangan sumber daya da’i lebih
ditekankan pada pengembangan aspek mental, spiritual, dan emosi serta
psikomotorik manusia untuk mencapai tujuan, di identifikasikan sebagai berikut ;
1.
Ciri keagamaan,seorang
da’i sebagai kekuatan sumber daya manusia yang ideal harus memiliki keimanan
dan keyakinan yang kuat dan konsisten, sehingga mampu mempengaruhi perilaku dan
culture hidupnya.
2.
Ciri keilmuan,
untuk mewujudkan seorang da’i yang ideal dalam lembaga dakwah, maka harus
diadakan pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya da’i secara
maksimal.
3.
Ciri motivasi,
untuk menjadi bagian dari sumber daya manusia yang potensial, maka seorang da'i
harus memiliki motivasi untuk maju dan produktif, sehingga skillnya itu
bermanfaat bagi organisasi dakwah maupun bagi dirinya sendiri.
Maksud dan
Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Dakwah
Menurut
Maslow, pada hakikatnya pengembangan sumber daya manusia baik secara makro
maupu mikro merupakan upaya untuk merealisasikan semua kebutuhan manusia. Hal
ini didasari pada pemikiran bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial
yang secara naluri ingin hidup berkelompok.
Tujuan secara
jasmani dan rohani bagi para penggerak dakwah, diantaranya :
1.
Tujuan
pembangunan (Jasmani)
Berdasarkan
fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi, maka ia akan berperan sebagai
pribadi yang akan selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, karena
manusia dibekali dengan kekuatan jasmani.
2.
Tujuan
pembangunan rohani (Spiritual)
Apabila
dikaitkan dengan kehidupan social, ekonomi, politik, dan budaya secara luas,
maka pengembangan sumber daya manusia adalah membantu orang kea rah kehidupan
yang lebih sejahtera dan mengurangin ikatannya dengan tradisi.
Menurut Soekidjo
Notoadmodjo, tujuan dari manajemen sumber daya manusia secara operasional adalah
:
1.
Tujuan
Masyarakat (Society objective)
Diorientasikan
untuk bertanggung jawab secara social, dalam hal pemenuhan kebutuhan serta
tantangan yang timbul dalam masyarakat.
2.
Tujuan
organisasi (Organization objective)
Diorientasikan
untuk mengenal bahwa sumber daya manusia ada (exsist), maka perlu memberikan
kontribusi terhadap pendayagunaan organisasi secara keseluruhan.
3.
Tujuan
fungsi (Functional objective)
Diorientasikan
untuk memelihara (maintain) kontribusi unit bagian lain agar sumber daya
manusia dalam tiap bagian tersebut melaksanakan tugasnya secara optimal.
4.
Tujuan
personel (personnel objective)
Diorientasikan
untuk membantu karyawan atau satu elemen dalam mencapai tujuan pribadi dalam
rangka mencapai tujuan organisasinya.
Ciri-ciri
Pengembangan Sumber Daya Manusia Yang Efektif
Program engembangan sumber daya manusia yang berhasil
adalah yang bersifat sistematik, yakni memiliki tujuan yang spesifik dan
berkelanjutan dalam memberikan program pelatihan yang konkret dan mudah bagi
para partisipan.
Fred Wood, seorang ahli dalam pengembagan sumber daya
manusia menyarankan, bahwa program pengembangan itu meliputi lima fase, yaitu
readiness (kesiapan), planning (perencanaan), training (pelatihan),
implementation (pelaksanaan), dan maintenance (pemeliharaan).
·
Kemauan untuk
berkembang
·
Mengetahui
alasan mengapa belajar itu penting untuk pengembangan dirinya
·
Percaya apa yang
dipelajari akan membantunya berkembang
·
Bebas dari
banyak tekanan dan pesimisme
·
Percaya diri dan
optimis
·
Diberikan
informasi yang akan dipelajari dengan berbagai cara.
·
Belajar sambil
mengaplikasikan dalam masyarakat
·
Diberikan
feedback tentang kemajuannya
·
Diberikan
penghargaan Karen pekerjaannya berkualitas baik
Mengembangkan Individu Da’I Yang Profesional
Pengembangan sikap profesionalisme dalam lembaga
dakwah, berarti bekerja dengan seluruh elemen yang ada, namun pada saat saat
tertentu focus dakwah harus diarahkan pada individu atau kelompok kecil.
Professional itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø Memiliki suatu keahlian khusus
Ø Merupakan suatu panggilan khusus
Ø Memiliki teori-teori yang baku secara universal
Ø Mengabdikan diri untuk masyarakat dan bukan untuk diri
sendiri
Ø Dilengkapi denga kecakapan yang diagnostic dan kompetensi yang aplikatif
Ø Memiliki otonomi dalam melaksanakan pekerjaannya
Ø Memiliki kode etik
Ø Memiliki organisasi profesi yang kuat
Sumber : Munir,M, Wahyu Ilaihi. 2009. Manajemen Dakwah.Jakarta ; Kencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar