Start

Rabu, 25 November 2015

Sumber Daya Manusia Dalam Manajemen Dakwah

Sumber daya manusia (human resources) dapat diklasifikasikan menjadi dua aspek, yaitu kuantitas dan kualitas.kuantitas menyangkut jumlah sumber daya manusia yang sangat penting kontribusinya. Sedangkan aspek kualitas menyangkut mutu dari sumber daya manusia yang berkaitan dengan kemampuan fisik maupun kemampuan non fisik (bekerja, berpikir dan ketrampilan-ketrampilan lainnya.
Secara umum pengembangan sumber daya manusia lebih banyak dikaitkan dengan industrialisasi dan prospek perkembangan ekonomi dengan standarisasi memiliki arah yang jelas. Ada beberapa parameter yang harus diperhatikansebagai sebuah rumusan dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif, yaitu : pertama, peningkatan kualitas iman dan takwa; kedua, peningkatan kualitas hidup; ketiga, peningkatan kualitas kerja; dan keempat, peningkatan kualitas karya; kelima, peningkatan kualitas pikir.
Dalam dunia dakwah pengembangan sumber daya da’i lebih ditekankan pada pengembangan aspek mental, spiritual, dan emosi serta psikomotorik manusia untuk mencapai tujuan, di identifikasikan sebagai berikut ;
1.      Ciri keagamaan,seorang da’i sebagai kekuatan sumber daya manusia yang ideal harus memiliki keimanan dan keyakinan yang kuat dan konsisten, sehingga mampu mempengaruhi perilaku dan culture hidupnya.
2.      Ciri keilmuan, untuk mewujudkan seorang da’i yang ideal dalam lembaga dakwah, maka harus diadakan pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya da’i secara maksimal.
3.      Ciri motivasi, untuk menjadi bagian dari sumber daya manusia yang potensial, maka seorang da'i harus memiliki motivasi untuk maju dan produktif, sehingga skillnya itu bermanfaat bagi organisasi dakwah maupun bagi dirinya sendiri.

Maksud dan Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Dakwah
            Menurut Maslow, pada hakikatnya pengembangan sumber daya manusia baik secara makro maupu mikro merupakan upaya untuk merealisasikan semua kebutuhan manusia. Hal ini didasari pada pemikiran bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang secara naluri ingin hidup berkelompok.
Tujuan secara jasmani dan rohani bagi para penggerak dakwah, diantaranya :
1.      Tujuan pembangunan (Jasmani)
Berdasarkan fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi, maka ia akan berperan sebagai pribadi yang akan selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, karena manusia dibekali dengan kekuatan jasmani.
2.      Tujuan pembangunan rohani (Spiritual)
Apabila dikaitkan dengan kehidupan social, ekonomi, politik, dan budaya secara luas, maka pengembangan sumber daya manusia adalah membantu orang kea rah kehidupan yang lebih sejahtera dan mengurangin ikatannya dengan tradisi.
Menurut Soekidjo Notoadmodjo, tujuan dari manajemen sumber daya manusia secara operasional adalah :
1.      Tujuan Masyarakat (Society objective)
Diorientasikan untuk bertanggung jawab secara social, dalam hal pemenuhan kebutuhan serta tantangan yang timbul dalam masyarakat.
2.      Tujuan organisasi (Organization objective)
Diorientasikan untuk mengenal bahwa sumber daya manusia ada (exsist), maka perlu memberikan kontribusi terhadap pendayagunaan organisasi secara keseluruhan.
3.      Tujuan fungsi (Functional objective)
Diorientasikan untuk memelihara (maintain) kontribusi unit bagian lain agar sumber daya manusia dalam tiap bagian tersebut melaksanakan tugasnya secara optimal.
4.      Tujuan personel (personnel objective)
Diorientasikan untuk membantu karyawan atau satu elemen dalam mencapai tujuan pribadi dalam rangka mencapai tujuan organisasinya.

Ciri-ciri Pengembangan Sumber Daya Manusia Yang Efektif
Program engembangan sumber daya manusia yang berhasil adalah yang bersifat sistematik, yakni memiliki tujuan yang spesifik dan berkelanjutan dalam memberikan program pelatihan yang konkret dan mudah bagi para partisipan.
Fred Wood, seorang ahli dalam pengembagan sumber daya manusia menyarankan, bahwa program pengembangan itu meliputi lima fase, yaitu readiness (kesiapan), planning (perencanaan), training (pelatihan), implementation (pelaksanaan), dan maintenance (pemeliharaan).
·         Kemauan untuk berkembang
·         Mengetahui alasan mengapa belajar itu penting untuk pengembangan dirinya
·         Percaya apa yang dipelajari akan membantunya berkembang
·         Bebas dari banyak tekanan dan pesimisme
·         Percaya diri dan optimis
·         Diberikan informasi yang akan dipelajari dengan berbagai cara.
·         Belajar sambil mengaplikasikan dalam masyarakat
·         Diberikan feedback tentang kemajuannya
·         Diberikan penghargaan Karen pekerjaannya berkualitas baik
Mengembangkan Individu Da’I Yang Profesional
Pengembangan sikap profesionalisme dalam lembaga dakwah, berarti bekerja dengan seluruh elemen yang ada, namun pada saat saat tertentu focus dakwah harus diarahkan pada individu atau kelompok kecil.
Professional itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Ø  Memiliki suatu keahlian khusus
Ø  Merupakan suatu panggilan khusus
Ø  Memiliki teori-teori yang baku secara universal
Ø  Mengabdikan diri untuk masyarakat dan bukan untuk diri sendiri
Ø  Dilengkapi denga kecakapan yang diagnostic   dan kompetensi yang aplikatif
Ø  Memiliki otonomi dalam melaksanakan pekerjaannya
Ø  Memiliki kode etik
Ø  Memiliki organisasi profesi yang kuat

Sumber : Munir,M, Wahyu Ilaihi. 2009. Manajemen Dakwah.Jakarta ; Kencana

Tidak ada komentar: