PERANAN
MASYARAKAT TERHADAP ANAK JALANAN UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN
Nur’aeni
Pengembangan
Masyarakat Islam Semester I
Abstrak
Persoalan sosial yang saat ini sedang merebak yaitu
semakin banyaknya anak jalanan di Indonesia. Anak jalanan tidak hanya ada di
kota-kota besar, di kota-kota kecil juga sudah mulai bermunculan. Anak jalanan adalah sebuah
istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di
jalanan, misalnya : pengamen, pengemis, anak punk, dan lain sebagainya. Anak jalanan lebih memilih
jalanan karena bagi mereka, rumah bukanlah tempat yang nyaman untuk ditempati. Mayoritas
dari penyebab banyaknya anak jalanan itu karena kurangnya perhatian dari orang
tua dan keluarga, faktor ekonomi, dan faktor lingkungan. Anak jalanan merupakan
salah satu permasalahan sosial yang ada ditengah-tengah masyarakat. Keluarga,
masyarakat, dan pemerintah sangat berperan penting dalam mengatasi persoalan
ini. Kesejahteraan sosial adalah mencakup berbagai tindakan
yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih
baik . Supaya permasalahan
sosial ini dapat teratasi, pihak orang tua, masyarakat dan manusia dewasa
lainnya segera mengupayakan perlindungan terhadap hak-hak mereka agar kebutuhan
mereka dapat terpenuhi secara optimal.
Kata Kunci : Anak, jalanan, masyarakat, kesejahteraan, sosial
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Persoalan sosial
yang saat ini sedang merebak yaitu semakin banyaknya anak jalanan di Indonesia.
Anak jalanan tidak hanya di kota-kota besar, di kota-kota kecilpun sudah mulai
bermunculan. Hidup sebagai anak jalanan bukanlah pilihan hidup yang
menyenangkan, karena anak jalanan hidup dalam ketidak
pastian akan masa depannya.
Persoalan sosial
yang seperti ini menjadi masalah bagi semua pihak, baik keluarga, masyarakat,
dan negara. Anak jalanan merupakan saudara kita semua, amanah Allah Swt yang harus dilindungi,
dan dijamin hak-haknya. Sehingga mereka semua bisa tumbuh
kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab, dan memiliki masa
depan yang cerah.
Secara psikologis
mereka semua adalah anak-anak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan
mental emosional yang kokoh, sementara mereka harus bergelut dengan dunia
jalanan yang keras dan bahkan berpengaruh negatif terhadap tumbuh kembang
mereka, yang bisa berdampak kuat pada aspek sosial mereka. Dimana dengan
penampilan mereka yang kumuh, menjadikan pencitraan yang negatif oleh sebagian
masyarakat terhadap mereka.
Permasalahan yang
sedang dihadapi saat ini, banyak ditemukan anak-anak yang kurang diperhatikan
oleh orang tuanya, sehingga hak-hak mereka tidak terpenuhi. Hal itu disebabkan karena keadaan keluarga mereka yang
tidak berkecukupan, keluarga yang berpendidikan rendah, dan salah persepsi
terhadap anak.
Supaya permasalahan sosial ini dapat teratasi, pihak
orang tua, masyarakat dan manusia dewasa lainnya segera mengupayakan
perlindungan terhadap hak-hak mereka agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi
secara optimal.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang
di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu: Bagaimana peranan masyarakat terhadap anak jalanan agar
bisa mencapai suatu kesejahteraan?
3. Tujuan Masalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan bisa mengaplikasikan bagaimana peranan masyarakat terhadap
anak jalanan untuk mencapai
suatu kesejahteraan.
B. Pembahasan
1. Pengertian Masyarakat
Masyarakat berasal dari bahasa Arab “syaraka” yang
berarti ikut serta berpartisipasi atau “musyaraka” yang berarti saling bergaul.
Di dalam bahasa Inggris dipakai istilah “society” yang
sebelumnya berasal dari kata latin “socius” berarti “kawan”. Pendapat
sejenis juga terdapat dalam buku; sosiologi kelompok dan masalah sosial,
karangan Abdul Syani dijelaskan bahwa “perkataan
masyarakat berasal dari kata musyarak (Arab) yang artinya bersama-sama,
kemudian berubah menjadi masyarakat, yang artinya berkumpul bersama, hidup
bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi, selanjutnya
mendapatkan kesepakatan menjadi masyarakat”.
Dalam arti lain, masyarakat sebagai community cukup memperhitungkan dua
variasi dari suatu yang berhubungan dengan kehidupan bersama dan lingkungan
alam. “Masyarakat
sebagai suatu kesatuan berfungsi sebagai alat kontrol terhadap anggota-anggotanya sedemikian rupa
agar seluruh anggotanya menghormati dan menjalankan kegiatan sesuai dengan
norma-norma budaya yang diciptakannya sendiri”.[1]
Menurut ahli sosiologi M, J. Heskovits, “masyarakat adalah kelompok individu yang
mengorganisasikan dan mengikuti suatu cara hidup tertentu”.
Menurut ahli sosiologi Marck Ever, “masyarakat adalah suatu sistem dari cara kerja dan
prosedur, otoritas dan saling membantu satu sama lain, meliputi
kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial, sistem pengawasan tingkah
laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks dan selalu berubah dari relasi
sosial”.
Jadi, berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan
suatu kelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu tempat, hidupnya saling
membutuhkan satu dengan yang lainnya, dan masyarakat itu mempunyai suatu tujuan
yang sama untuk bisa mencapai suatu kesejahteraan dalam masyarakat tersebut.
2. Pengertian anak jalanan
Anak jalanan adalah sebuah
istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan,
misalnya : pengamen, pengemis, anak punk, dan lain sebagainya.
Anak jalanan dapat di bagi menjadi 4, yaitu :
1. Pengertian untuk kategori pertama adalah
anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih pulang ke
rumahnya.
2. Kategori kedua adalah anak-anak yang
menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya dijalanan dan tidak memiliki
hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orang tua atau keluarganya.
3. Kategori ketiga adalah anak-anak yang
menghabiskan seluruh waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup
atau tinggalnya di jalanan.
4. kategori keempat adalah anak berusia 5-17 tahun
yang rentan bekerja di jalanan, anak yang bekerja di jalanan. dan atau yang
bekerja dan hidup di jalanan yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
melakukan kegiatan hidup bersama.
Sedangkan menurut Tata Sudrajat, anak jalanan dapat
dikelompokan menjadi 3 kelompok berdasarkan hubungan dengan orang tuanya, yaitu
: Pertama, Anak yang putus hubungan dengan orang tuanya, tidak sekolah dan
tinggal di jalanan (anak yang hidup dijalanan). Kedua, anak yang berhubungan
tidak teratur dengan orang tuanya, tidak sekolah, kembali ke orang tuanya
seminggu sekali, dua minggu sekali, dua bulan atau tiga bulan sekali biasa
disebut anak yang bekerja di jalanan. Ketiga, Anak yang masih sekolah atau
sudah putus sekolah, kelompok ini masuk kategori anak yang rentan menjadi anak
jalanan.[2]
Anak jalanan dilihat dari sebab dan
intensitas mereka berada di jalanan memang tidak dapat disamaratakan. Dilihat dari
sebab, sangat dimungkinkan tidak semua anak jalanan berada dijalan karena
tekanan ekonomi, boleh jadi karena pergaulan, pelarian, tekanan orang tua, atau
atas dasar pilihannya sendiri.
Pekerjaan
anak jalanan beraneka ragam, dari menjadi tukang semir sepatu, penjual asongan,
pengamen sampai menjadi pengemis. Banyak faktor yang kemudian diidentifikasikan
sebagai penyebab tumbuhnya anak jalanan. Parsudi Suparlan berpendapat bahwa “adanya orang gelandangan di kota
bukanlah semata-mata karena berkembangnya sebuah kota, tetapi justru karena
tekanan-tekanan ekonomi dan rasa tidak aman sebagian warga desa yang kemudian
terpaksa harus mencari tempat yang diduga dapat memberikan kesempatan bagi
suatu kehidupan yang lebih baik di kota”.[3]
3. Pengertian Kesejahteraan
Sosial
Kesejahteraan sosial adalah mencakup berbagai tindakan
yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih
baik, sedangkan menurut rumusan Undang Undang Republik Indonesia No.6 Tahun
1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial pasal 2 ayat 1,
adalah : “Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan
sosial material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan,
kesusilaan dan ketenteraman lahir dan
batin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha
pemenuhan kebutuan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya
bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak
asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan
Pancasila”. ”Salah satu ciri ilmu kesejahteraan sosial adalah upaya
pengembangan metodologi untuk menangani berbagai macam masalah sosial, baik
tingkat individu, kelompok, keluarga maupun masyarakat”.[4]
Kesejahteraan sosial menandakan
keadaan sejahtera pada umumnya, yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah,
sosial dan bukan hanya perbaikan dan pemberantasan keburukan sosial tertentu
saja, jadi merupakan suatu keadaan dan kegiatan. Sedangkan kesejahteraan sosial
menurut Segal dan Brzuzy yang dikutip dalam Suud, “kesejahteraan sosial adalah
kondisi sejahtera dari suatu masyarakat.
Kesejahteraan
sosial meliputi kesehatan, keadaan ekonomi, kebahagiaan dan kualitas hidup
rakyat”.[5]
Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan sosial itu merupakan suatu
kebutuhan jasmaniah dan rohaniah yang telah tercapai dengan baik dan sesuai
dengan keinginan bersama.
b. Penelitian Relevan
Menurut hasil penelitian melalui metode wawancara kepada
salah satu tokoh masyarakat yang bernama Andri, masyarakat adalah sekelompok
orang yang mendiami suatu tempat tertentu, yang terdiri dari beragam daerah,
suku, dan bahasa. Anak jalanan adalah anak yang tidak mendapat perhatian khusus, baik dari
keluarganya maupun dari masyarakat sekitar. Jadi, sangat berhubungan sekali antara masyarakat dan anak
jalanan, karena masyarakat mempunyai peran penting dalam mengatasi anak jalanan
agar bisa mencapai kesejahteraan. Peranan masyarakat terhadap anak jalanan
(pengemis jalanan, anak jalanan,pengamen jalanan, anak-anak yang selalu mangkal
dipinggir jalan), seperti mereka ditampung di rumah sosial yang khusus untuk
menampung mereka. Lalu, mereka dibina, diberikan pendidikan, diberi pekerjaan,
dan wadah penampungan bakat-bakat mereka. Mengikutsertakan anak jalan dalam
kegiatan sosial. Seperti kerja bakti masyarakat desa dan kota, serta ikut
membantu dalam kegiatan santunan di panti asuhan.
c. Analisis
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peranan
masyarakat terhadap anak jalanan untuk mencapai kesejahteraan, dapat diketahui
bahwa anak jalanan merupakan salah satu bagian dari masyarakat yang saat ini
masih kurang mendapatkan perhatian dari orang-orang yang ada disekitarnya. Anak
jalanan mempunyai hak-hak yang sama dengan anak-anak pada umumnya. Hanya saja
mereka lebih memilih jalanan sebagai tempat untuk hidupnya.
Ada
dua pengertian mengenai anak jalanan. Yang pertama, ada anak jalanan yang
seluruh kehidupannya, baik itu tempat tinggal, pekerjaan, dan aktivitasnya
tidak terlepas dari jalanan, karena mereka sudah tidak berikatan lagi dengan
keluarganya dan lebih memilih pisah dengan orang tuanya. Yang kedua, anak
jalanan yang menjadikan jalanan hanya untuk mencari penghasilan saja dan
setelah mereka mendapatkan penghasilan tersebut, mereka kembali ke rumah orang
tuanya dan melanjutkan aktivitasnya di rumah.
Anak
jalanan biasanya ada di persimpangan jalan, di terminal, di stasiun, di
perempatan lampu merah, dan di tempat-tempat yang sekiranya bisa membuat mereka
nyaman dan yang bisa dijadikan tempat untuk memperoleh penghasilan demi menyambung
hidupnya. Anak jalanan tidak memiliki pengetahuan yang sama dengan anak yang berpendidikan, karena
dilihat dari segi berpikirnya sangat berbeda. Biasanya anak jalanan tidak
tumbuh dan berkembang secara wajar, baik secara jasmani, rohani dan intelektualnya. Anak jalanan lebih memilih
jalanan, karena bagi mereka rumah bukanlah tempat yang nyaman untuk ditempati.
Begitu juga dengan bangku sekolah, mereka tidak menemukan kenyamanan di
sekolah, karena mereka merasa terkekang dengan aturan dan tidak bisa
membebaskan ekspresi mereka seperti di jalanan. Mayoritas dari penyebab
banyaknya anak jalanan itu karena kurangnya perhatian dari orang tua dan
keluarga, faktor ekonomi, dan faktor lingkungan.
Sebagian dari anak jalanan biasanya melakukan aktivitas-aktivitas
yang tidak bermanfaat dan membuat resah masyarakat, seperti melakukan tindakan
kriminalitas, pemerkosaan, narkoba, minum-minuman keras, dan membuat suatu geng
yang merugikan. Akan tetapi, tidak semua anak jalanan itu buruk. Sebagian dari
mereka juga ada yang hidup di jalanan dengan melakukan
aktivitas-aktivitas yang positif, seperti membuat karya yang unik (menciptakan
lagu, membuat alat musik, dan lain-lain), membentuk perkumpulan yang mempunyai
nilai seni ( seperti grup musik, dance, fristail, dan lain-lain).
Saat
ini, sering sekali muncul pemberitaan negatif mengenai anak jalanan, baik itu
melalui media elektronik ataupun media cetak. Seperti berita di TV, koran,
bulletin, dan majalah. Berita negatif disini mengenai penyiksaan yang mereka alami,
penggusuran-penggusuran yang dilakukan Satpol PP terhadap tempat tinggal
mereka, kondisi hidup mereka, dan berita-berita negatif lainnya mengenai
mereka.
Dilakukannya
penggusuran-penggusuran oleh Satpol PP terhadap mereka, bukan berarti
permasalahan anak jalanan selesai. Jika tempat tinggal mereka digusur mereka
akan mencari tempat lain untuk dijadikan tempat tinggalnya. Tidak hanya itu,
mereka bisa melakukan perlawanan, dan bisa bersikap tidak baik terhadap
masyarakat. Mereka akan lebih merajalela karena ulah dari Satpol PP yang tidak
diterima oleh mereka. Dari sinilah timbul permaslahan-permasalahan yang membuat
beban Satpol PP, seperti banyaknya perampokan, pencopetan, pencurian yang
dilakukan oleh para anak jalanan tersebut.
Dengan
demikian, untuk bisa mencapai kesejahteraan bagi para anak jalanan, maka
peranan dari masyarakat sangatlah penting. Peranan masyarakat bisa berupa
lapangan pekerjaan untuk mereka, bisa juga berupa pembinaan, dan dengan cara
membentuk suatu organisasi anak jalanan sebagai wadah penyaluran bakat-bakat
yang mereka punya, agar mereka bisa hidup lebih terarah dan mempunyai masa
depan yang arah.
C. Penutup
Simpulan
Kesimpulan mengenai “Peranan
Masyarakat Terhadap Anak Jalanan Untuk Mencapai Kesejahteraan, yaitu Anak
jalanan merupakan salah satu permasalahan sosial yang ada ditengah-tengah
masyarakat. Keluarga, masyarakat, dan pemerintah sangat berperan penting dalam
mengatasi persoalan ini. Anak-anak jalanan tidak jauh berbeda dengan anak-anak
pada umumnya, mereka semua mempunyai hak-hak yang sama dalam memenuhi kebutuhan
mereka. Hanya saja yang menjadikan mereka berbeda yaitu mereka hidup dijalanan. Untuk dapat menyelesaikan masalah sosial khususnya
masalah anak jalanan harus disertai dengan kerja sama yang baik antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.
Saran
Saran mengenai Peranan
Masyarakat Terhadap Anak Jalanan Untuk Mencapai Kesejahteraan, yaitu dari
berbagai pihak baik itu keluarga, masyarakat, ataupun pemerintah harus lebih
bijak lagi dalam mengatasi persoalan ini. Tidak hanya berdiam diri saja.
Hak-hak mereka harus dipenuhi sebagaimana manusia pada umumnya. Umtuk mengurangi adanya anak jalanan bisa juga dengan
cara mereka ditampung di rumah sosial yang khusus untuk menampung mereka. Lalu,
mereka dibina, diberikan pendidikan, diberi pekerjaan, dan wadah penampungan
bakat-bakat mereka. Dengan seperti itu tidak akan ada lagi anak jalanan, kalaupun
ada tidak begitu banyak.Oleh karena itu lakukan strategi yang tepat yang bisa
memberikan efek jera terhadap mereka.
Daftar Pustaka
Basrowi.2005.Pengantar Sosiologi. Bogor. Ghalia
Indonesia
Bungin,burhan.2001.Metodologi Penelitian Sosial.Surabaya.Airlangga
ww.bpk.go.id/publikasi/mp87102002xxii55.pdf
oleh Dr.Armai Arief, MA di akses tanggal 20 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar