Start

Selasa, 17 Februari 2015

Pengertian Rasm Al-Qur’an





BAB I
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Rasm Al-Qur’an
Rasm Al-Qur’an atau Rasmul Qur’an adalah tata cara menuliskan Al-Qur’an yang ditetapkan pada masa khalifah Utsman bin Affan. Mushaf Utsman dengan kaidah-kaidah tertentu. Para ulama meringkas kaidah-kaidah itu menjadi enam istilah. Yaitu Al-Hadzf, Al-Ziyadah, Al-Hamzah,Al-Badal, dan Al-Fashl wa Al-Washl.
B.     Kaidah-kaidah dalam Rasm Al-Qur’an
1.      Al-hadzf
Al-Hadzf  berarti membuang, menghilangkan atau meniadakan huruf.
a.       Menghilangkan Huruf Alif
b.      Menghilangkan huruf Ya’
c.       Menghilangkan Wawu
d.      Menghilangkan huruf Lam
2.      Al-Ziyadah
Ziyadah berarti penambahan. Kata yang ditambah hurufnya dalam Rasm utsmani adalah alif, ya’ dan wawu.
a.       Menambah Huruf Alif
b.      Menambah Alif setelah Hamzah Marsumah Wawu (hamzah yang terletak di atas tulisan wawu).
c.  Menambah huruf ya’
3.      Kaidah Hamzah
Apabila hamzah berharakat sukun, maka ditulis dengan huruf berharakat yang sebelumnya,kecuali ada beberapa kata yang dieksepsikan.
Adapun hamzah yang berharakat, maka jika ia berada di awal kata, dan bersambung dengannya (dengan Hamzah) huruf tambahan, mutlak harus ditulis dengan alif, dalam keadaan berharakat fathah dan kasroh.Kecuali beberapa kata yang dieksepsikan.
Adapun apabila hamzah terletak ditengah, maka ia ditulis sesuai dengan huruf harakahnya. Kalau fathah dengan alif,, kalau kasrah dengan ya’ dan kalau dhammah dengan wawu.
Tetapi apabila huruf yang sebelum hamzah itu sukun, maka tidak ada tambahan. Di luar ketentuan ini, ada beberapa kata yang dieksepsikan.
4.      Badal
a.       Huruf alif ditulis dengan wawu sebagai penghormatan pada kata As-sholah dan Az-zakah serta Al-hayah. Kevuali yang dieksepsikan.
b.      Huruf alif ditulis dengan ya’ pada kata-kata berikut : ila, ‘ala, anna, yang berarti kaifa,, mata,bala, hatta, dan lada.
c.       Huruf Alif diganti dengan nun taukid khafifah pada kata ........
d.      -     Huruf Ha’ Ta’nits dengan huruf Ta’ Maftuhah pada kata Rohmatu dalam surat Al-Baqoroh, Al-A’raf, Hud, Maryam, Al-Rum, dan Al- Zukhruf.
-          Huruf Ha’ Ta’nits dengan huruf Ta’ Maftuhah pada kata Ni’matu, yang terdapat dalam surat Al-Baqoroh, Ali-‘Imron, Al-Maidah, Ibrahim,Al-Nahl,Luqman, Fathir, dan Al-Thur.
Demikian juga pada ma’shiyatullah dan la’natullah yang terdapat pada surah Al-Mujadilah.
5.      Washal dan Fashal
Washal artinya menyambung. Yang dimaksud disini adalah metode penyambungan kata (dalam bahasa arab disebut huruf, jadi penyambungan dua huruf) yang mengakibatkan hilang atau dibuangnya huruf tertentu.
a.       Bila “an” dengan harakat fatha pada hamzahnya disusul dengan la, maka penulisannya bersambung dengan menghilangkan huruf nun. Misalnya “alla”’ tidak ditulis “anlaa”. Kecuali pada kalimat “anlaataquuluu” dan Anlaa ta’buduu illallaah”.
b.      Bila “min” yang bersambung dengan” maa” penulisannya disambung dengan huruf nun pada min-nya tidak ditulis.
c.       Bila “min” yang disusul dengan “man” ditulis bersambung dengan menghilangkan huruf nun. Sehingga menjadi “mimman” bukan “minman”.
d.      Bila ‘an yang disusu; dengan “maa ditulis bersambung dengan menghilangkan nun. Sehingga menjadi ‘’amman” bukan “ ‘anman’’.
e.       Bila “in” yaang disusul dengan maa ditulis bersambung dengan meniadakan nun. Sehingga menjadi imma.
f.       Bila ‘an yang disusul dengan maa mutlak disambung dan huruf nun nya ditiadakan. Sehingga menjadi “amma”.
g.      Bila “kul” yang diiringi maa disambung. Sehingga menjadi “kullamaa”.

C.    Kata yang Bisa Dibaca Dua Bunyi
Di dalam Mushaf Utsmani, penulisan kata semacam ini ditulis dengan menghilangkan alif. Misalnya ....................................................... . Ayat-ayat ini boleh dibaca dengan menetapkan alif (Yakni dibaca dua alif), boleh juga dengan hanya menurut bunyi harakat (biasa disebut satu alif).
Kaidah penulisan ini berbeda dengan yang biasa digunakan dalam penulisan bahasa Arab yang biasa dipakai. Di dalam bahasa arab dikenal tiga macam metode penulisan. Yakni, pertama, penulisan Mushaf Utsmani yang baru saja disinggung secara singka. Kedua, penulisan Arudl. Yaitu ilmu alat untuk menimbang syair-syair. Tulisan jenis kedua ini, semu bunyi divisualisasikan dalam bentuk huruf. Dan ketiga, penulisan biasa. Maksudnya, tata cara menulis yang biasa dipakai sehari-hari.

D.    Pencetakan Al-Qur’an
            Cetakan pertama kali Al-qur’an, muncul di Bunduqiyah, tahun 1530 M. Tetapi begitu lahir, penguasa gereja mengeluarkan perintah pemusnahan kitab suci agama islam tersebut. Dan baru lahir lagi cetakan selanjutnya atas usaha orang Jerman bernama Hinkelmann pada tahun 1694 M, di Hamburg. Disusul kemudian oleh Marracci yang menerbitkan lagi Al-Qur’an tahun 1698, di Padoue. Sayangnya,, tak satu pun dari Al-Qur’an cetakan pertama, kedua, maupun ketiga itu yang tersisa didunia islam(Mabahits fi ‘Ulum Al-Qur’an hal. 99). Dan sayangnya pula, perintis penerbitan Al-Qur’an pertama itu dari kalangan non muslim.
Penerbitan Al-Qur’an dengan label islam baru dimulai pada tahun 1787. Yang  menerbitkannya adalah Maulaya Utsman. Dan cetakan itu lahir di St. Petersbourg, Rusia, atau Leningrad, sekarang bernama Uni soviet. Lahir lagi kemudian mushaf cetakan di Kazan. Kemudian terbit lagi di Iran . tahun 1248 H/1828 M, negri Persia ini menerbitkan Mushaf cetakan di kota Teheran. Lima tahun kemudian, yakni tahun 1833, tahun terbit lagi Mushaf cetakan di tabriz. Setelah dua kali diterbitkan di Iran, setahun kemudian (1834) terbit lagi mushaf cetakan di Leipzig, jerman.
Di negara Arab, Raja fuad dari Mesir membentuk panitia khusus penerbitan al-Qur’an di perempatan pertama pada abad ke 20. Panitia yang dimotori oleh para Syekh Al-Azhar itu pada tahun 1342 H/1923 M berhasil menerbitkan mushaf Al-Qur’an dengan cetakan yang bagus. Mushaf yang pertama terbit di negara Arab itu, di-dlabit sesuai dengan riwayat Hafsh atas qira’at Ashim. Sejak itu, berjuta-juta mushaf dicetak, di Mesir dan di berbagai negara.











DAFTAR PUSTAKA
Marzuki, Kamaluddin.1992.’Ulum qur’an.Bandung.PT Remaja Rosdakarya.
Hasan, Al Furqan, Dewan Dakwah Islan Indonesia,Jakarta, Cetakan Pertama ke X. Tanpa tahun.
Shubhiy, Shalih. 1977.Mabahits fi ‘Ulum Qur’an.Berut. Dar al-‘Ilmi li al Malayin.

Tidak ada komentar: