Start

Rabu, 27 Januari 2016

Hallo Kota Hujan



KAMIS, 31 DESEMBER 2015 10.00
  Saya memutuskan untuk ikut bersama relawan RZ Cirebon dan Carel Rz dalam rangka pendidikan dasar (DIKSAR) yang dilaksanakan di Bogor. Diksar ini diikuti oleh 4 cabang yaitu Bekasi, Tangerang, Jaktim, dan Palembang ditambah juga dari cabang Cirebon dan Jakbar karena ada beberapa carel yang akan ikut diksar di Bogor. Kami berangkat dari Cirebon dengan menggunakan mobil APV dari Ponpes AlHikmah. Kami berempat berangkat menuju ke base camp RZ yang ada di Bogor. Sekitar pukul empat sore kami sampai juga di tempat tujuan kami, untuk  beristirahat sejenak. Diksar akan dilaksanakan pada tanggal 1-3 Januari 2016, namun kami sengaja berangkat tanggal 31 des karena nanti malam tahun baru ada aksi Relawan sapu bersih tahun. Dimana aksinya itu kita membersihkan sampah-sampah yang ada di jalan pasca acara tahun baru.


Biasanya, setiap tahun baru tepatnya di Air Mancur  Bogor bisa dibilang ini titik sentral orang-orang merayakan tahun baru dengan menyalakan kembang api dan adapula yang hanya sekedar melihat saja. Dengan begitu, setelah mereka selesai dengan itu semua, tentunya banyak sampah berserakan dimana-mana. Oleh karena itu, demi untuk memanfaatkan waktu dengan kegiatan manfaat dan positif kita melakukan bersih-bersih untuk membantu para pembersih jalan agar bisa bekerja lebih ringan sekaligus juga dengan berbagi makanan untuk para petugas kebersihan. Tidak hanya dari Relawan Rz, disini juga bersinergi dengan relawan lainnya yang mau berkontribusi dalam kegiatan positif ini. Disini kami tidak berniat untuk merayakan tahun baru, kami hanya ingin membantu petugas kebersihan untuk melakukan bersih-bersih. Sambil menunggu selesainya acara, kami berkumpul di depan masjid Al-Hijr dekat dengan Air Mancur tersebut. Kami mulai beraksi sekitar jam 01.00 sampai dengan pukul 03.00. Semoga aksi ini bisa dilakukan rutin setiap tahunnya oleh relawan se-Bogor, agar bisa menjadikan awal tahun itu sebagai ajang untuk berbuat baik kepada sesama bukan ajang untuk berhura-hura atau melakukan hal-hal yang bernilai negative dan berdampak buruk buat kita. Selagi kita mampu, selagi ada kesempatan dan masih mempunya jiwa muda tentunya kita harus mau berkontribusi dengan kegiatan ini. Semangat jiwa muda harus terus membara pada diri kita. Seperti yang sudah dijargon oleh Relawan Rz yaitu Tetap Semangat Bahagiakan Umat Allahu Akbar!!! 




(Jum’at/1 Jan 2016) tepat pukul lima sore kami berangkat untuk menuju lokasi diksar. Tempatnya di Taman Nasional Halimun Gunung Bunder Bogor di bawah gunung salak. Dengan menggunakan mobil tronton kami sampai di tempat lokasi tepat dengan waktu sholat isya tiba. Dengan cuaca hujan dan dingin kami melanjutkan perjalanan kami untuk berjalan menuju bumi perkemahan. Kami berada ditempat ini sampai berakhirnya diksar tepat pada tanggal 3 januari 2016 yang di tutup dengan upacara penutupan sampai dengan jam dua siang. Setelah selesainya diksar kami kembali pulang ke daerah masing-masing.
Kami berempat yang dari Cirebon kembali stay di basecamp relawan Rz yang bertempat di Ciherang. Basecamp ini dinamakan rumah giat, yang dimana basecamp ini dimanfaatkan pula untuk tempat les anak-anak dan tempat belajar anak. Disini juga tersedia perpustakaan mini sebagai sarana agar anak gemar membaca. Kalau masuk ke rumah giat ini kesannya kaya masuk ke TK karena banyak warna warni di dalamnya.
Tepat malam senin, kami berniat untuk kembali ke Cirebon besok pagi dengan menggunakan kereta api. Setelah memesan tiket ternyata kami harus pulang hari selasa sore. Akhirnya kami mennda kepulangan kami. Oleh karena itu, untuk menghilangkan kebosanan, kami berencana untuk jalan-jalan atau mengunjungi tempat wisata yang ada di Bogor. Dan ternyat besok pagi kami memutuskan untuk bersilaturrahmi saja dengan rumah binaan Rz yang ada di Bogor tepatnya di Jampang.
Kami berempat menggunakan angkutan umum dan korel Bandung sebagai Tour Guide kami menggunakan sepeda motor dan membekali kami satu HT agar bisa tetap berkmunikasi. Dari Basecamp kami naik angkot biru dan berhenti di terminal untuk lanjut naik angkot 32 hingga sampai di lampu merah kota bogor, kami turun kembali dan melanjutkan perjalanan kami dengan menggunakan Bis Pusaka untuk bisa sampai ke rumah binaan RZ. Untuk bisa sampai kesana kami harus menaiki 3 angkutan umum. Tempat yang kami tuju ternyata lumayan jauh dari basecamp yang kami tempati.




Sesampainya disana kami melihat empang ikan yang begitu luas sekitar 19 hektar meter persegi. Banyak variasi ikan di dalam nya. Namun, untuk kesempatan ini kami hanya bisa melihat ikan koki saja karena baru saja ikannya terkena banjir sehingga tidak bisa melihat variasi ikan lainnya. kami hanya menikmati pemandangan dengan angin sepoi sepoi yang bisa meneduhkan kami. Cuaca saat itu, gelap dan mendung serta petir yang menyambar. Setelah tiba waktunya sholat Ashar, kami beranjak pergi ke mushola untuk melakukan sholat berjamaah. Selesai sholat kami kembali melewati danau ikan itu sambil mendokumentasikan dengan memotret viewnya. Kami kembali sampai ke rumah bapak yang mengelola ikan-ikan tersebut. Hujan itupun turun dengan sangat deras, sehingga kami harus berteduh sampai hujan itu reda. 
Setelah hujan reda kami pun pulang dan kami memutuskan untuk mampir ke Café Lodaya untuk bisa berkumpul dengan relawan Rz Bogor lainnya dan sekaligus makan bersama.

(Selasa, 5 Jan 2016)
Sebelum kami pulang ke Cirebon, kami membakar ikan untuk sarapan pagi kami. Dengan senang hati kami membakarnya. Ada yang membersihkan ikan, dan adapula yang membuat bumbunya. Ikan di bakar dengan memakai arang yang sudah dinyalakan dengan api sambil dikipas-kipas dengan kipas seadanya.
Untuk menghilangkan bau amis ikan, sebelum dibakar ikan itu di lumuri dengan garam dan dicampuri dengan jeruk nipis secukupnya. Kemudian dibakar deh dengan diolesi bumbu yang yang sudah ditumbuk.
Kami pun sarapan bersama dengan ikan bakar hasil kami sendiri. Hehe
Rasanya nikmat sekali meskipun ikannya itu masih ada yang setengah matang, karena kami sudah terlanjur lapar ikan yang kami bakar tetap dilahap sampai habis.…. :D
Setelah selesai makan, kamipun prepare untuk pulang. Kami pulang dengan menggunakan kereta listrik dari stasiun bogor. Untuk bisa sampai ke stasiun Bogor, dari basecamp kami naik angkot biru ciherang lalu sambung dengan angkot 03 turun deh tepat di depan stasiun Bogor.
Tujuan kami yaitu ke Pasar Senen. Tapi, KRL tidak bisa berhenti langsung di senen, kami harus transit dari bogor turun ke Manggarai, dari Manggarai ke Jatinegara, barulah setelah dari jatinegara kita bisa langsung ke Pasar senen untuk bisa mencetak tiket yang sudah kami pesan malam senin kemarin. Dan bisa meluncur langsung ke Cirebon.
Akhirnya kami pun pulang,,,,,,
Sampai jumpa kembali Bogor…
Banyak kenangan dan wawasan baru yang saya dapat disini..
Terima Kasih Ya Allah :)





Pentingkah Analisis Sosial?



Dalam mempelajari suatu realitas sosial yang ada, kita harus mempelajari terlebih dahulu tentang analisis sosial. Analisis sosial mampu menyelidiki segala apa yang ada pada keadaan realitas itu sendiri. Pendekatan-pendekatan yang ada pada ansos terbagi menjadi 2 kriteria. Pertama, pendekatan akademis dan yang kedua pendekatan historis. Pendekatan akademis cara mengkaji situasi sosialnya dengan cara yang benar-benar abstrak dan bersifat objektif serta lebih terperinci agar mudah dipahami dan dimengerti dengan jelas. Sedangkan pendekatan historis cara mengkajinya lebih mempertimbangkan situasi kondisi ketika akan bertindak dan selalu melibatkan historis dalam pengkajiannya. Suatu tindakan keadilan merupakan tujuan dari adanya analisis sosial ini.
Di dalam masyarakat biasanya banyak menghadapai berbagai permasalahan yang begitu kompleks, baik itu masalah khusus atau pun masalah yang berkaitan dengan kestrukturalan. Adanya ansos akan berguna untuk menggali permasalahan yang ada sampai ke akarnya hingga menemukan sebuah solusi dan mencapai suatu kebijakan yang benar. Ansos ini tidak hanya menyelidiki dari satu sisi saja, ia akan menyelidiki dari berbagai dimensi yang ada.
Dimensi-dimensi yang dimaksud disini ialah dimensi-dimensi objektif dan subjektif realitas sosial. Yang dimana ansos itu sendiri dalam usaha menganalisis sosial lebih mengutamakan secara objektif, agar cakupannya bisa lebih luas dan bisa mendapatkan data yang lengkap mengenai berbagai hubungan yang terkait, seperti structural, kultural, dan historis dari situasi yang ada.
Akan tetapi, perlu juga kita ketahui bahwa ansos itu hanya sebatas metodologi atau perangkat untuk realitas sosial saja yang berguna untuk para pengembang masyarakat dalam melakukan sebuah perubahan dalam masyarakat yang sedang ditelitinya. Jadi, ia tetap memilki keterbatasan. Objek- objek dalam analisis sosial ada 3, yaitu masalah-masalah sosial, lembaga atau organisasi dan kebjakan public.
Sebelum kita menganalisis, kita harus tahu terlebih dahulu tentang apa itu masalah sosial beserta sifat-sifatnya. Bagian dari kehidupan manusia salah satunya yaitu masalah, yang dimana masalah itu harus kita cari solusi atau cara menyelesaikannya. Namun, tidak semua masalah yang ada merupakan masalah sosial. Suatu masalah akan menjadi masalah sosial ketika adanya sebuah pengakuan secara public dan disadari oleh semua masyarakat. Jika tidak demikian, masalah tersebut hanya dinamakan masalah individu saja. Yang dimana setiap individu mempunyai masalah yang berbeda satu sama yang lainnya. Masalah sosial itu yang dampaknya berakibat kepada banyak orang dan mempunyai pengaruh besar untuk yang lainnya. Seperti halnya masalah kasus salim kancil, itu merupakan salah satu contoh masalah sosial yang ada dimasyarakat. Masalah sosial juga yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap norma yang ada pada masyarakat.
Perlu kita tahu juga bahwa ada sifat-sifat yang terdapat dalam masalah sosial, diantaranya masalah sosial bersifat relative, saling berhubungan, kompleks, selalu berbeda setiap waktunya, dapat dikelompokkan, dan masalah sosial itu dapat berdampak normal dalam pelaksanaan nilai-nilai sosial.
Sebagai seorang pengembang masyarakat, perlu sekali memahami banyak teori sosial yang ada, agar dalam proses pelaksanaannya kita mampu mengembangkan masyarakat dengan cara yang baik dan tidak keliru dalam penanganannya. Dan perlu juga dalam setiap teori yang ada kita buktikan kebenarannya pada saat kita praktik langsung ditengah-tengah masyarakat, agar kita memperoleh perbandingan untuk kita sendiri apakah benar atau tidak teori tersebut, dengan seperti itu kita bisa tahu teori mana yang pantas kita pakai dalam melakukan suatu pengembangan masyarakat itu. Mungkin saja kita sendiri bisa menciptakan teori baru dalam mengembangkan masyarakat sosial tersebut. J

Anak Putus Sekolah



Pembahasan yang dari dulu hingga sekarang masih dijadikan suatu permasalahan di tengah-tengah kehidupan masyarakat adalah mengenai anak putus sekolah. Ini bukan merupakan persoalan yang baru saja muncul, persoalan ini sudah lama ada, namun hingga saat ini persoalan tersebut belum mampu diatasi dengan baik untuk menghilangkannya.
Anak merupakan aset masa depan bagi para orang tuanya untuk bisa melanjutkan cita-citanya yang belum terwujud. Tapi, jika anak tersebut tidak mengenal pendidikan sedini mungkin apakah mampu mewujudkan yang dicita-citakannya. Pendidikan bagi anak merupakan hal yang sangat penting demi masa depannya, jika anak tidak mempunyai pendidikan maka ia tidak akan mampu merumuskan tujuan hidupnya di masa mendatang.
Pendidikan dapat mengembangkan kemampuan anak, bisa membentuk watak anak, dan mampu membangkitkan anak dari kebodohan yang ada. Bukankah kita tahu, bahwa menuntut ilmu itu wajib selama jasad masih dkandung badan. Oleh karena itu, pendidikan bisa dikatakan berlaku untuk sepanjang hayat. Sangat disayangkan sekali jika seorang anak itu putus sekolah, secara otomatis ia telah memberhentikan aktivitasnya dalam menuntut ilmu di dunia pendidikan.
Dari berbagai daerah terutama di Indonesia sangat marak sekali anak yang putus sekolah. Sehingga hal ini menjadi suatu permasalahan yang menarik untuk diteliti. Banyak dilakukan penelitian-penelitian oleh para cendekiawan yang akan menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun penelitian tersebut terkadang tidak berdampak terhadap perubahan tentang anak putus sekolah. Mereka hanya berhasil menghimpun banyak data dari sana sini untuk mencari akar dari semua permasalahan yang terjadi.
Semua teori-teori telah banyak bermunculan, namun itupun tidak mengurangi tingginya angka anak yang putus sekolah. Pemerintah telah berusaha untuk bisa mengurangi permasalahan tentang anak putus sekolah, sehingga pada akhirnya pemerintah melanjutkan program pendidikan yang tadinya hanya wajib 6 tahun menjadi wajib belajar 9 tahun. Dengan tujuan, agar tidak ada lagi anak yang putus sekolah.
Pemerintah menginginkan semua anak Indonesia baik yang kaya ataupun yang tidak kaya wajib mengenyam pendidikan selama 9 tahun. Hal itu dilakukan demi kemajuan bangsa Indonesia, agar bangsa Indonesia mempunyai generasi penerus yang baik yang mempunyai pendidikan standard 9 tahun, dan mencanangkan program dana BOS (Bantuan Operasional Siswa). Adanya Bos agar bisa membantu masyarakat yang kurang mampu dalam hal ekonomi. Dengan seperti itu tidak ada alasan lagi untuk putus sekolah.
Harapan pemerintah, anak Indonesia harus tetap bisa sekolah, jangan sampai ia putus sekolah. Jika hal ini terus terjadi begitu saja dan berkelanjutan, apa jadinya bangsa ini. Bangsa ini perlu adanya generasi-generasi penerus bangsa yang mempunyai latar pendidikan yang sesuai dan layak. Jika tidak, akan menyebabkan dampak negative yang dimana pengaruhnya itu begitu besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Benar apa yang dikatakan oleh Ki hajar Dewantara, bahwa manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan. Pendidikan dapat merubah pola pikir yang dangkal menjadi tidak dangkal, menambah wawasan dan daya pikir yang cemerlang. Orang yang berpendidikan menjadikan ia tidak terbelakangi. Ia akan menjadi orang yang disegani oleh banyak orang.
Akan tetapi, setiap suatu permasalahan yang terjadi tentunya ada banyak faktor penyebab yang mempengaruhi dan mendukung permasalahan itu menjadi semakin hari semakin liar dan berkembang biak begitu cepat.
Menurut beberapa data yang saya dapatkan, hampir semua daerah mempunyai faktor yang sama mengenai anak putus sekolah. Faktor yang dominan hingga saat ini yaitu faktor ekonomi. Faktor inilah yang paling utama disebutkan. Dimana-mana semua permasalahan yang ada selalu saja dipengaruhi oleh faktor ekonomi, seperti itu kenyataannya. Ketika kehidupan kita berada pada ekonomi yang paling bawah, maka segala aktivitas yang kita inginkan terkadang bisa terhambat karenanya. Ketika semuanya serba uang dan uang, maka ketika orang tersebut tak memiliki banyak uang mana mungkin ia akan mampu mewujudkan keinginannnya.
Lebih baik lagi jika anak Indonesia itu bisa mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi, agar ia mampu memajukan bangsa Indonesia dengan keilmuan yang ia miliki. Bukankah kita tahu bahwa kemajuan suatu bangsa itu bergantung pada pemuda. Jika pemudanya hebat, maka akan berpengaruh pada keadaan bangsa itu. Tapi, jika pemudanya tidak mempunyai daya pikir yang hebat mungkin sesuatu yang tidak diinginkan akan menimpa bangsa tersebut. Tentunya sesuatu yang negative. Dan yang pasti itu semua tidak diinginkan oleh semua masyarakat.
Perhatian orang tua pun menjadi salah satu faktor pemicu anak putus sekolah. Kondisi keluarga yang kurang dalam hal ekonomi menyebabkan anak tidak begitu diperhatikan. Orang tua lebih sibuk dengan urusannya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya tanpa memperhatikan pendidikan anaknya, sehingga anak lebih memilih untuk putus sekolah saja. Untuk menghindari hal tersebut orang tua harus lebih memperhatikan pendidikan untuk anaknya, orang tua harus peduli. Jangan hanya sibuk mencari kebutuhan hidup saja dan membiarkan anaknya tidak sekolah. Melainkan ia harus memberikan motivasi kepada anaknya agar tetap lanjut sekolah meskipun hidup dalam keterbatasan ekonomi.
Kurangnya perhatian dari orang tua tersebut menyebabkan rendahnya minat anak untuk melanjutkan sekolah. Kalau sudah hilangnya minat dari anak itu sendiri, sulit untuk mengubahnya. Karena segala sesuatu itu bergantung pada minat yang ada pada individualnya, jika sudah hilang apa mau ditanya. Hilangnya minat seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar yang membawa ia ke arus yang salah. Lingkungan yang tidak begitu memperdulikan pendidikan dapat membuat anak bersifat biasa-biasa saja ketika ia tidak sekolah. Hal itu bisa dikatakan karena faktor budaya yang sudah lama berkembang dan dipelihara oleh masyarakat yang mempunyai anggapan bahwa anak mereka bisa tetap hidup layak tanpa bersekolah, yang dimana itu dijadikan sebagai landasan dalam menentukan masa depan anaknya. Padahal anggapan seperti itu sebaiknya harus dihilangkan di tengah-tengah masyarakat. Jadi, peranan lingkungan disini dalam mengentaskan suatu permasalahan anak putus sekolah begitu sangat penting.
Sebenarnya, masalah ekonomi masih bisa teratasi jika kita benar-benar ingin bangkit dari suatu keterpurukan, tentunya dengan usaha yang semaksimal mungkin. Selama disitu ada kemauan atau ada target yang akan dicapai maka segala usaha pun akan dilakukan meskipun terkadang sulit. Kemauan yang kuat akan mengabaikan sesuatu yang dapat menghalanginya, karena ia yakin bahwa selalu ada jalan untuk mencapainya.
Faktor lain yang menyebabkan anak putus sekolah adalah faktor lokasi sekolah. Masyarakat begitu mempertimbangkan akan hal ini, karena jarak yang jauh dan akses transportasi yang sulit begitu menghambat anak-anak mereka untuk berangkat sekolah. Mereka berpikir keselamatan anaknya akan terancam jika bersekolah terutama bagi anak perempuan mereka. Jadi, mereka lebih memilih untuk tidak menyekolahkan anak mereka.
Setiap diri individu pasti mempunyai konsep diri yang berbeda beda. Konsep diri merupakan pengetahuan individu terhadap dirinya sendiri baik itu tentang ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian. Pentingnya konsep diri karena di dalam konsep diri itu mampu memberikan penghargaan terhadap dirinya, menjaga stabilitas diri, dan mampu meningkatkan keyakinan terhadap kemampuan diri yang dimiliki.
Informasi yang saya dapatkan dari data yang saya baca, bahwa manusia itu mempunyai kondisi psikologis yang mendukung kehidupannya, diantaranya locus of control, self concept, dan self value. Keyakinan diri dalam mengontrol nasib sendiri, itu namakan locus of control. Locus of control terbagi menjadi dua yaitu internal locus of control dan eksternal locus of control.
Dalam Internal locus of control individu mampu mengontrol dirinya sendiri. Ia tidak mudah menyerah dengan semua permasalahan yang sedang ia hadapi. Ia selalu tegar dan merasa mampu bahwa dirinya mampu menghadapi semuanya dengan kemampuan yang ia punya, dan tidak menjadikan masalah sebagai halangan melainkan menganggap maslah itu sebagai tantangan buat dirinya dalam kehidupannya. Individu yang memiliki kondisi psikologis ini tidak pernah mengandalkan hidupnya kepada orang lain, ia lebih percaya pada dirinya sendiri.
Berbeda dengan eksternal locus of control, individu ini lebih beranggapan bahwa lingkunganlah yang mampu mengontrol kehidupannya. Ia lebih bergantung kepada faktor luar. Dan biasanya yang memiliki kondisi psikologis yang seperti ini ia lebih cenderung pasrah dengan hidupnya, ia menganggap bahwa semua apa yang terjadi itu sudah menjadi nasibnya yang tidak bisa ia rubah. Ia tidak mampu menggenggam lingkungan.
Jadi, kesimpulan dari semuanya adalah banyak faktor-faktor yang mempengaruhi mengapa anak itu putus sekolah. Ternyata tidak semuanya anak putus sekolah dikarenakan oleh faktor ekonomi saja, meskipun terkadang jika dilihat dari kasat mata anak putus sekolah di dominasi faktor ekonomi, tapi jika dilihat dengan lebih teliti lagi banyak faktor lain yang menyebabkan banyaknya anak putus sekolah. Faktor tersebut ada yang bersifat internal dan eksternal. Faktor internal meliputi minat dari diri individu tersebut atau motivasi diri yang kurang. Faktor eksternalnya bisa berupa karena faktor sosial budaya yang berkembang, letak geografis dan fasilitas pembelajaran atau faktor infrastruktur yang tidak memadai yang dimana hal itu bisa mengakibatkan anak berkeinginan untuk tidak sekolah dan memilih untuk berhenti atau putus sekolah.
Terima kasih
J