BEKAL
PENULIS PEMULA
Hay sobat pembaca, kali ini
saya akan berbagi tentang apa saja sih bekal untuk seorang penulis pemula?
Sengaja saya tuliskan disini agar bisa memacu diri saya untuk bisa terus
belajar menulis. Dan semoga bermanfaat juga buat teman-teman, karena kita semua
disini sedang bersama-sama belajar.. oke
Untuk bisa menjadi penulis, teman-teman harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Memiliki
kepekaan
Jika kita ingin
menjadi seorang penulis maka kita harus memiliki serangkaian kepekaan tertentu
yang dikumpulkan, dilatih, dan diasah secara tajam ketika kita membaca. Rangkaian
itu antara lain kepekaan bahasa yang mencakup tulisan, paragraf, kalimat, arti
kata, kiasan dan sebagainya. Kepekaan bahasa akan tercermin dalam gaya
penulisan. Apakah tulisan itu menggunakan gaya sederhana dan mudah dipahami
oleh pembaca, apakah tulisan terlalu bertele-tele. Atau tulisan itu terlalu
padat sehingga sulit untuk dipahami oleh pembaca. Yang terpenting tulisan akan
sesuai dengan ragam tulisan dan pola penggarapan sesuai dengan ide yang akan
dikembangkan, misalnya cerpen, resep, tulisan ilmiah, atau tulisan lainnya.
Selain kepekaan
rasa bahasa, perlu juga memiliki kepekaan terhadap fenomena yang berkembang
dalam masyarakat. Kita mampu membaca tanda alam, tanda kehidupan, dan
sebagainya. Semuanya ini akan mempengaruhi ketajaman dalam memperoleh ide-ide.
Ide-ide inilah yang nanti akan dikembangkan ke dalam bentuk tulisan.
2. Memiliki
latar belakang
Latar belakang informasi
merupakan kekayaan atau kepemilikan pengetahuan tentang sesuatu atau skemata.
Informasi tentang bidang yang akan ditulis tentunya sebagai modal utama
kelancaran penulisan itu. Sebagai penulis pemula ada dua cara untuk memperoleh
informasi, diantaranya :
Pertama, melalui
aktivitas membaca. Dengan memperbanyak membaca buku dari berbagai sumber
apapun, penulis akan lebih mudah melakukan aktivitas menulisnya.
Kedua, membaca
peristiwa langsung maupun tidak langsung. Hal ini kita ditekankan untuk peka
terhadap keadaan disekitar kita. Mencoba merasa apa yang kita rasa dan apa yang
orang lain rasakan.
Idealnya seorang
penulis itu harus memiliki informasi yang luas agar tulisannya tidak monoton
dan menarik untuk dibaca oleh si pembaca.
3. Model
bacaan (Membaca tulisan orang lain)
Membaca tulisan
orang lain itu merupakan cara agar kita memiliki model tulisan yang bisa kita
jadikan patokan untuk membuat sebuah tulisan. Kita bisa membaca, memahami
tulisan orang lain lalu kita coba berlatih untuk menggunakan teknik cara
penulisannya sesuai dengan model patokan yang telah kita pilih. Seperti halnya
dalam pembuatan cerpen, puisi dan lain sebagaianya.
Kita katakan
saja ATM, yaitu amati, tiru, dan modifikasi. Jadi, boleh saja kita mengikuti
model tulisannya, asalkan jangan sama plek dengan model tulisan yang kita
pilih.
Kita boleh
mengumpulkan banyak karya tulisan, seperti, tulisan dari surat kabar, kumpulan
puisi, kumpulan cerpen dan tulisan lain yang relevan. Dengan hal ini akan
menjadikan tulisan kita semakin bervariasi dan menarik untuk dibaca.
4. Menyenangi
tulis menulis
Menyenangi tulis
menulis merupakan salah satu cara alternative agar kita mampu menulis. Dengan
membiasakan diri untuk menulis sesuatu yang ada di dalam pikiran kita, maka
dengan sendirinya kita akan terlatih untuk bisa menulis. Menulis merupakan bakat yang ada karena pembiasaan diri, bukan
bakat yang ada sejak kita lahir ke dunia, namun terbentuk dengan sendirinya.
Untuk menjadi penulis, hindari perasaan cepat merasa puas dengan apa yang kita
tulis. Karena hal itu dapat menghambat kita dalam hal tulis menulis. Dalam
menulis perlulah kita memiliki perasaan terbuka terhadap suatu kritikan apapun
mengenai tulisan kita. Dengan hal demikian maka kita akan mengetahui
kekurangan-kekurangan apa saja yang perlu kita perbaiki dalam tulisan kita.
Menurut buku
yang ditulis oleh sukino (2010), terdapat tahapan-tahapan dalam menulis,
diantaranya:
a.
Tahap pra penulisan (prewriting)
Tahap ini mengacu pada proses perencanaan atau
persiapan dalam menulis. Tahap ini bisa dikatakan tahapan penting, karena
sebagai seorang penulis pemula harus berupaya keras menyiapkan tulisan pada
saat prapenulisan berlangsung. Persiapan berkaitan dengan ide tulisan maupun
ketercukupan bahan yang akan digunakan dalam proses penulisan selanjutnya.
Dalam tahap ini terdapat alir prapenulisan yang ideal, diantaranya : menentukan
topic, penetapan tujuan, mengumpulkan bahan, dan kerangka karangan.
b.
Tahap penulisan draft (drafting)
Setelah melewati alur yang ada pada tahap pra
penulisan tersebut, kita lanjut ke tahap penulisan yang dimana tahap ini
merupakan tahap yang paling sulit dilakukan. Kondisi yang dirasakan sangat
berbeda dengan penulis yang sudah mahir.
Bagi penulis pemula walaupun memiliki ide yang bagus,
telah banyak membaca buku, belum tentu dengan mudah menuangkan idenya dalam
bentuk tulisan. Kadang-kadang begitu memulai menuangkan ide, pada saat itu
timbul kendala dalam mengungkapkan.
Meskipun sudah dikatakan sulit diawal, bukan berarti
kita tidak bisa melakukannya. Semuanya akan mudah dilakukan jika ada usaha yang
sungguh-sungguh dalam melakukanya.
Bukan hanya seorang penulis pemula saja yang akan
mengalami kesulitan, namun penulis yang mahir pun terkadang ada masa-masa
dimana ia merasa kesulitan dalam menulis, yaitu ketika ia mengalami krisis ide.
Tentunya tingkat kesulitannya tidak seberat seperti penulis pemula. Lalu apa
yang mesti dilakukan dalam tahapan ini?
Pertama, seorang penulis pemula menuangkan idenya
berdasarkan kerangka karangan yang telah dirumuskan.
Kedua, penulis pemula dapat secara langsung menuangkan
idenya dalam bentuk tulisan, dengan mengabaikan kerangka yang ada atau bahkan
mengabaikan aturan-aturan kebahasaan yang dirasakan mengikat.
c.
Tahap revisi (revising)
Jika draft seluruh tulisan sudah selesai, tulisan
tersebut perlu dibaca kembali. Mungkin draft itu perlu ditambah, dioerbaiki,
dikurangi,dan kalau perlu diperluas. Sebenarnya revisi ini sudah dilakukan juga
pada saat tahap penulisan berlangsung. Yang dikerjakan sekarang adalah revisi
keseluruhan sebelum naskah jadi.
Tahap ini biasanya terfokus pada isi. Dengan demikian,
penulis harus memperkaya isi tulisan. Caranya bagaimana?...
Pertama, menggali informasi melalui bahan bacaan. Kedua,
kita melakukan pengamatan atau penggalian terhadap fenomena kehidupan, baik
secara langsung maupun melalui media audiovisual.
Selain itu juga bisa dengan cara meminta bantuan teman
untuk membaca tulisan kita, dan jangan lupa untuk diminta komentarnya agar
penulisan kita bisa diperbaiki secara maksimal. Tanpa adanya komentar atau
kritikan terhadap apa yang kita tulis, maka kita tidak akan tahu apa kekurangan
dari tulisan kita. Oleh karena itu, lebih baik hal itu dilakukan. Dan kita juga
harus menerima dengan lapang dada dengan komentar teman yang sudah membaca
tulisan tersebut. J
d.
Tahap pengeditan (editing)
Editing merupakan tahapan yang berkaitan dengan
penulisan secara final. Bila tahap-tahap sebelumnya difokuskan terhadap isi,
editing lebih difokuskan pada masalah mekanik, seperti ejaan, penggalan kata,
kata hubung, struktur kalimat, dan sebagainya.hal ini perlu dilakukan, agar
tulisan memiliki tingkat keterbacaan yang baik. Pembaca akan lebih mudah
memahami tulisan kita. Dan tulisan itu juga akan lebih komunikatif.
e.
Tahap publikasi (publishing)
Tahap
terkahir dalam proses penulisan adalah publikasi. Publikasi disini dapat
dimaknai sebagai proses mengkomunikasikan tulisan kepada pembaca atau orang
lain. Bentuk publikasi ini sangat beragam. Apakah media yang akan digunakan
dalam bentuk buku, surat kabar, media sosial atau lainnya. Semuanya itu
tergantung pada penulis dan kesesuaian tulisan dengan media yang dituju.
Bagi
penulis pemula, mestinya harus realistis, cobalah memulai mempublikasikan pada
media local terlebih dulu. Disini bukan berarti penulis pemula pesimis untuk
menembus media nasional bahkan internasional sekalipun.
Ketika
tulisan kita belum bisa di muat, maka janganlah berputus asa, tetap terus
mencoba dan mencobanya lagi. Jadikan pengalaman menjadi pemicu diri kita dalam
menulis.
Setelah
sudah dijelaskan semua tentang bekal apa saja bagi penulis pemula, tentunya
sekarang sudah ada gambaran mengenai aktivitas menulis tersebut. Hal yang
terpenting yang harus dilakukan, tidak hanya untuk sobat pembaca, melainkan
untuk diri saya sendiri untuk terus membangkitakan motivasi diri kita untuk
mencoba berlatih menulis. Menulis tentang apa saja yang dilakukan. Sesuka
hatimu.
Semoga
bermanfaat untuk sobat pembaca, terima kasih yang sudah menyempatkan diri untuk
mengunjungi blog ini dan telah bersedia untuk membacanya.
*Nur’aeni
RRZC, “Community Development of Islam”
Sumber : Sukino,2010,menulis itu mudah,Yogyakarta;Lkis Printing Cemerlang


Tidak ada komentar:
Posting Komentar