Gambar diambil dari Kompasiana.com
#30HariMenulis_Hari_1
Kesal. Pukul 04.30 dini hari, aku sudah menuliskan beberapa paragraf pada draft bloggerku untuk tulisan dihari pertama ini. Namun, ternyata tulisanku hilang begitu saja. Ah, aku harus mengulang tulisan lagi dari awal. Pagi yang sangat menyebalkan. Tolong maafkan, terkadang aku suka menghujat diriku sendiri seperti ini. Inilah yang aku rasakan dalam pengalaman menulis dihari pertama.
Aku tak meminta untuk dipahami, tapi semoga tidak ada kekesalan yang sama. Cukup sekali ini saja, karena bentuk tulisan pengulangan kesannya akan sangat berbeda dengan tulisan pertama yang sudah dituliskan. Memang hidup harus banyak rasa, jadilah harus banyak kejadian yang kita dapati, selebihnya agar kita tetap mau berusaha dan tidak mudah menyerah dengan apa yang sudah terjadi. Itulah salah satu bentuk upaya untuk melawan kemalasan pada diri sendiri. Memaksakan diri untuk melakukan hal positif yang sebenarnya kita enggan dan merasa keberatan untuk melakukannya.
Baik. Aku mulai saja. Aku akan menuliskan kembali beberapa paragraf yang sudah hilang semampu yang aku bisa.
Sebenarnya, aku belum bisa menulis seperti layaknya penulis yang mampu mengguncangkan dunia dan mempengaruhi pembaca untuk menyelami apa yang dituliskan oleh penulis. Padahal aku sudah lama suka menulis coretan-coretan dibuku. Tapi, tulisanku tidak untuk konsumsi publik, melainkan tulisan untuk diriku sendiri yang bisa aku nikmatin sendiri, karena sifatnya masih sangat monoton.
Ceritanya seperti ini. Sejak kecil aku sudah suka menuliskan sesuatu yang aku alami dalam keseharian. Tentunya tulisan tersebut bisa aku gunakan untuk mengenang kejadian-kejadian atau pengalaman berharga yang perlu aku ingat kembali.
Seperti yang kita ketahui, otak kita belum mampu menampung banyak memori kehidupan yang tak terbatas ini. Oleh karena itu, dengan adanya tulisan yang kita buat akan sangat membantu untuk mengingat kembali masa-masa yang sudah kita lewatkan sebelummya.
Dulu, sejak aku masih duduk dibangku SMP, aku punya tulisan pribadi pada beberapa buku tulisku. Tulisan-tulisannya selalu berkaitan dengan pengalaman kehidupan yang aku alami saja. Ada soal cinta, kebahagiaan, luka, tangis dan banyak hal lainnya yang memang tidak jauh dari kehidupanku kala itu. Setidaknya jika tulisanku belum pantas untuk dipublikasi, masih ada hal-hal yang mampu aku ingat kembali pada masa-masa lampau yang sempat aku alami.
Aku tau, mengenang kejadian yang sudah lama itu mampu memberikan sensasi tersendiri untuk kita nikmatin. Kekonyolan dan keunikan dalam tulisan yang sudah kita tuliskan sudah pasti ada. Hal tersebut tentunya mampu membuat aku tertawa dan senyum-senyum sendiri layaknya orang kasmaran. Padahal bukan. Kurasa setiap orang punya keunikan dan pengalaman tersendiri yang patut ditertawakan oleh diri sendiri sebagai bentuk kekonyolan yang belum tentu dirasakan oleh orang lain. Karena manusia itu unik dengan caranya masing-masing.
Memasuki masa-masa SMA, aku masih berkomitmen untuk terus menuliskan kisah-kisah kehidupan yang aku alami. Saat itu, masih sama. Tulisanku belum pantas untuk dipublikasikan. Aku masih suka menulis sesuka hati saja tanpa menyertakan referensi apapun. Namanya juga tulisan pribadi, tanpa referensi pun jadi.
Kala itu, memasuki kelas 12 SMA, aku termotivasi sama temanku yang suka menulis di blog dan sempat juga tulisannya terbit di media cetak, namanya Tria. Dia penggemar anime Jepang dan kesehariannya selalu disibukkan untuk berkarya.
Akhirnya, kala itu aku sempat memiliki keinginan untuk bisa menulis seperti dirinya. Namun, ketertarikan dalam dunia kepenulisan masih naik turun. Bisa dibilang mood-mood_an. Hal itu dirasakan hingga saat ini. Kadang suka termotivasi, kadang pula hilang motivasi.
Kadang suka nulis. Kadang juga malas nulis. Padahal, terkadang ide menulis itu muncul dan melintas begitu saja setiap saat dalam kondisi tertentu. Namun, saking malasnya, ide yang muncul dan melintas dipikiran dibiarkan mengendap dan lenyap begitu saja. Ah sial!
Kadang suka nulis. Kadang juga malas nulis. Padahal, terkadang ide menulis itu muncul dan melintas begitu saja setiap saat dalam kondisi tertentu. Namun, saking malasnya, ide yang muncul dan melintas dipikiran dibiarkan mengendap dan lenyap begitu saja. Ah sial!
Stop! Jangan terlalu banyak menghujat diri sendiri dengan perkataan yang tidak memberikan sugesti positif pada diri kita.
Lanjut saja. Keinginanku untuk bisa menulis seperti temanku Tria dimulai saat aku meminta bantuan Tria untuk mengenalkan aku dengan Blog. Akhirnya dia pun mengenalkannya sekaligus membuatkan blog untukku, tepatnya pada tahun 2013 aku sudah punya Blog sendiri. Terima kasih Tria. Kurasa kini dia sudah sukses dengan dunianya sendiri.
Akan tetapi, blog yang sudah dibuat belum banyak diisi tulisan-tulisan, blogku masih kosong seperti tak bertuan, sepi. Ibarat rumah, blogku itu angker dan menyeramkan.
Akhirnya aku coba menulis beberapa baris tulisan saja untuk mengisi blogku itu. Tulisan itu aku beri judul "Pencarian".
Setelahnya aku tak pernah menulis lagi, karena sebenarnya aku belum paham betul cara memaksimalkan blog yang sudah aku buat, yang ada hanya keraguan dan rasa ketakutan menulis untuk publik. Wajar saja kalau blogku belum ada kemajuan, menulis saja enggan. Lihat saja riwayat blogku masih belum menghasilkan banyak tulisan, sekalipun ada tulisan- tulisanku masih tak bermutu.
Memasuki dunia perkuliahan, rasa percaya diri itu kian meningkat. Aku sudah mulai ada sedikit kemajuan dalam hal tulisan. Keinginan aku sejak tahun 2013 untuk bisa menulis di media cetak sudah terealisasi di tahun 2017 dan 2018.
Hal itu dikarenakan proses kehidupan yang mempertemukan aku dengan banyak orang yang luar biasa. Dari teman-temanku yang sudah lebih piawai dalam hal menulis, saat itu juga motivasi menulis pun muncul kembali dengan sendirinya.
Hal itu dikarenakan proses kehidupan yang mempertemukan aku dengan banyak orang yang luar biasa. Dari teman-temanku yang sudah lebih piawai dalam hal menulis, saat itu juga motivasi menulis pun muncul kembali dengan sendirinya.
Tapi, yang disayangkan aku belum bisa menghasilkan tulisan setiap hari. Menghasilkan tulisan setiap hari itu masih sebatas keinginanku saja tanpa realisasi yang maksimal. Tapi upaya untuk melawan kemalasan tidak berhenti begitu saja.
Aku sering kali memaksakan diri untuk menulis, kalau tidak memaksakan diri paling tidak ada yang menyuruh dan mendorongku untuk menulis. Payah sekali memang. Tapi beginilah keadaannya. Menurutku, malas menulis karena belum bisa menulis adalah alasan yang sangat klasik jika tanpa diiringi usaha untuk mengenyahkannya.
Oleh karena, upaya-upaya yang aku lakukan untuk melawan kemalasan yang setia bersemayam dalam diri, aku suka mencari event-event menulis dari media sosial untuk aku ikuti eventnya. Bisa melalui instagram, fb, group wa dan media apapun yang memiliki informasi terkait event kepenulisan.
Awalnya aku termotivasi karena hadiahnya yang menarik, misalnya nanti karya kita dibukukan, ada hadiah keliling luar daerah atau luar negeri dan hal-hal menarik lainnya yang bisa memotivasiku untuk bisa menulis. Dari event yang gratis sampai berbayar pun jika aku sudah tertarik akan aku ikuti.
Selain itu, aku sempat terjun di dunia jurnalis sebagai wartawan koran lokal. Tugasku saat itu membuat satu atau dua berita dalam sehari. Beritanya bisa berupa agenda kegiatan para anggota dinas, berita ekonomi, budaya, dan juga berita kriminal sempat aku garap. Tentunya hal tersebut melalui arahan terlebih dahulu dari pihak redaktur, karena aku masih pemula dalam hal menulis berita. Kerjaan sebagai jurnalis tidak berjalan lama, hanya berkisar sampai tiga bulan saja dikarenakan berbenturan dengan tugas skripsiku yang belum terselesaikan. Jadi aku mengundurkan diri untuk fokus menyelesaikan tugas akhirku yang masih terbengkalai.
Dalam menulis skripsi pun sama, upaya melawan kemalasan harus terus berjalan. Kalau tidak kita akan terhanyut dalam kemalasan tanpa menghasilkan pengakhiran yang baik.
Ku yakin, setiap orang punya pengalaman tersendiri dalam melawan kemalasan. Sebenarnya masih ada hal lain yang belum aku sebutkan disini. Tapi aku cukupkan saja dulu.
Baik. Dari beberapa kalimat panjang lebar yang sudah aku utarakan di atas. Basa basi yang banyak spasi itu.
Aku akan menjelaskan sedikit alasan aku mengikuti event 30 hari menulis ini. Alasannya adalah tidak terlepas dari judul yang sudah aku tuliskan, yaitu sebagai salah satu bentuk "Upaya Melawan Kemalasan Diri Sendiri". Semoga dengan mengikuti event ini, motivasi untuk menulis bisa tumbuh kembali dan tentunya bisa memiliki komitmen untuk terus menghasilkan tulisan setiap hari dan tentunya bisa mengisi blogger aku yang sepi dan angker ini.
Terima kasih kepada penyelenggara.
Welcome Juni !!!
Pokoknya #NulisAjaDulu
Welcome Juni !!!
Pokoknya #NulisAjaDulu
