Start

Senin, 15 Juni 2020

Perempuan Harus Berani

Aku perempuan, dan aku sangat menyukai perjalanan jauh entah sejak kapan. 

Siapa sih yang ga suka trip, backpakeran ke tempat-tempat yang kita inginkan?
Pasti hampir semuanya suka. 

Entah sejak kapan, aku mulai berani untuk bepergian sendirian kemana pun. Semua itu berkat pengalaman demi pengalaman yang tidak instan. 

Kali ini, aku kembali untuk melakukan perjalanan luar kota sendirian. Menurutku, pengalaman perjalanan perempuan adalah suatu hal yang sangat penting untuk melatih diri perempuan agar lebih berani menghadapi banyak tantangan selama di perjalanan. 

Dengan begitu, dalam realitas kehidupan yang ada, kita sudah membiasakan diri untuk tidak bergantung atau mengandalkan sesuatu pada pihak lain yang tidak memiliki tanggung jawab penuh atas hidup kita. Karena, segala problematika kehidupan yang menghantam hidup kita, harus bisa kita selesaikan sendiri, bukan meminta orang lain untuk menuntaskan sepenuhnya.

Dalam banyak hal, ketika perempuan akan melakukan perjalanan jauh sendirian masih ada saja kekhawatiran atau berbagai bentuk asumsi negatif yang akan diterimanya. Hal itu bisa berupa anggapan bahwa perempuan tidak baik kalau suka pergi jauh-jauh apalagi sendirian. Perempuan itu lebih baik berdiam diri di rumah agar fitrahnya sebagai perempuan tetap terjaga. "Buat apa sih pergi kesana kemari kalau ga ada manfaatnya selain buang-buang waktu dan energi saja", kata orang sebelah. 

Biasanya, asumsi-asumsi yang membuat nyali perempuan ciut adalah datang dari orang-orang terdekat kita sendiri seperti keluarga, sahabat, pasangan, dan orang-orang yang tidak mau mengerti apalagi memahami suatu kondisi tiap-tiap individu.

Perempuan juga manusia, manusia berhak atas segala pilihannya. Selagi itu tidak merugikan diri sendiri dan orang lain kenapa tidak?

So, be your self, believe each other ..
Women support women ... .


Keep fighting to all my ladiest .. 
😊

Catatanku, 

Jakarta, 1 Maret 2020 

@aenicomdev

#mytrip #traveller #perempuanberani #suaraperempuan #nyaliperempuan

Kesalingan adalah kunci

Prinsip Mubaadalah yang diajarkan oleh Kyai Faqih untuk sebuah relasi yang bahagia dan membahagiakan patut diimplementasikan dalam keseharian.

Relasi antara kamu dengan pasangan, kamu dengan teman, kamu dengan saudara, kamu dengan orang tua dan relasi apapun itu, jika menerapkan prinsip kesalingan maka kita akan menyadari bahwa setiap dari kita memiliki kekurangan dan kelebihan yang patut kita komunikasikan, negosiasikan, dan kita toleransikan.

Kesalingan itu kunci.

Ga bisa berperan sendiri.


❤️

@aenicomdev


Indramayu, 15 April 2020 20.46

Minggu, 14 Juni 2020

Nilai-Nilai dan Prinsip Kehidupan

Kamu akan hidup sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip yang kamu anut.
Nilai-nilai tersebut tentunya akan mempengaruhimu dalam menentukan suatu pilihan.
Pilihan apapun soal dinamika kehidupan.

Nilai-nilai yang kita miliki pun akan bersifat dinamis sesuai dengan pengalaman spiritual kehidupan yang kamu lewatkan.

Jika tidak dinamis, maka nilai-nilai kolot yang sifatnya negatif akan terus diadopsi tanpa ada kompromi.

Bukankah hidup harus menuju ke arah perubahan yang lebih baik?
Maka teruslah berdialog dengan diri sendiri untuk mempertimbangkan sesuatu.

@aenicomdev


Hidupmu Tanggung Jawabmu

Hidupmu tanggung jawabmu.
Jangan hidup untuk beradu gengsi, mengandalkan emosi, apalagi sampai berselisih.

@aenicomdev

Jangan terbelenggu oleh hal-hal yang tidak rasional

Terlalu banyak menuntut sesuatu yang lebih kepada orang lain itu menandakan ketidakberdayaan kita.

So, kita tidak perlu menuntut banyak diluar kemampuan dari diri kita. Semakin tidak menuntut maka akan semakin dipermudah jalannya.

Jgn sampai mempersulit sesuatu yang sebenarnya mudah.

Yg sulit itu hanya fikiran kita yang terbelenggu oleh hal-hal yang tidak rasional.

Yang Tampak Belum Tentu Meninggalkan Jejak

Kita terlalu terbiasa untuk menilai seseorang dari luarnya saja.
Soal penampilan, soal materi, dan sesuatu yang hanya tampak secara kasat mata. 

Padahal yang tak bisa dilihat secara kasat mata jauh lebih penting dari semuanya. 
Soal kepribadian yg positif, open mind dan banyak hal lainnya. 
Apapun yang kita miliki, rendah hati harus dijadikan prinsip.
😊


Selasa, 03 Maret 2020

Riview Belajar Tentang Tujuh Habbits Menjadi Manusia Efektif

Oleh 
Nur'aeni


Menurut Stephen R. Covey, ada 7 kebiasaan manusia efektif yang harus kita ketahui agar lebih mengenal siapa diri kita dan apa tujuan hidup yang akan kita capai dimasa mendatang, baik jangka pendek atau pun jangka panjang. Semuanya itu harus kita rencanakan dengan baik dan semaksimal mungkin. Hal itu bertujuan agar hidup kita tidak terbuang sia-sia dan tentunya memiliki rencana-rencana jelas yang harus diperjuangkan oleh diri kita sendiri.

Tentunya, sebelum lebih jauh mengenal 7 kebiasaan manusia efektif, masing-masing dari diri kita  harus memegang prinsip-prinsip efektivitas, paradigma dan juga perilaku-perilaku yang akan memberikan hasil efektif.

Lalu apa saja sih, 7 kebiasaan manusia yang dimaksudkan itu?

Mari kita simak riview materi yang sudah disampaikan oleh seorang fasilitator perempuan hebat yang bernama Firda Agustin.

Jika dilihat dari skala proses kematangan, manusia cenderung memiliki 3 tingkatan yang harus dilalui untuk bisa menjadi manusia efektif dalam hidupnya. Tingkatan pertama, manusia masih berada dalam tingkat ketergantungan. Dalam tingkatan ini ada hal-hal yang mesti diperhatikan agar kita tidak lagi terjebak dalam segala bentuk ketergantungan dan mencoba berlari untuk bisa mencapai kemenangan pribadi. Kebiasaan-kebiasaan yang harus kita aplikasikan agar mampu keluar dari jeratan ketergantungan diantaranya :

1. Jadilah Proaktif.
Merujuk pada prinsip efektivitas kita diharuskan untuk bisa bertanggung jawab terhadap sebuah pilihan, memiliki akuntabilitas, inisiatif dan juga keberdayaan. Jika semua itu berhasil digenggam lalu dijalankan maka tidak mustahil akan menjadi manusia yang lebih proaktif. 

Proaktif dalam hal ini, memiliki sebuah paradigma yang sangat efektif, bahwa kita bebas untuk memilih dan bertanggung jawab penuh atas kebahagiaan kita sendiri, bukan orang lain. Artinya perilaku kita adalah hasil dari pilihan sadar kita yang berdasarkan prinsip, bukan merupakan akibat dari keadaan kita yang berdasarkan perasaan. Utamakan prinsip ketimbang perasaan. 

Perilaku-perilaku sangat efektif yang dapat dilakukan ketika kita akan memberikan respon terhadap sesuatu adalah berhenti sejenak, tarik nafas, lalu berikan respon berdasarkan prinsip dan hasil yang diinginkan. Gunakan bahasa proaktif ("saya memilih"). Fokus pada lingkaran pengaruh (faktor-faktor yang masih bisa kontrol). Menjadi tokoh transisi.

Jika kebiasaan proaktif dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka sedikit demi sedikit kita akan mengenali siapa diri kita yang sebenarnya.

Riview bersambung ....