Dalam Acara
Stadium General Jurusan KPI
Sekilas Stadium General
Melihat dari judulnya saja, saya
terspesona untuk mengikuti acara stadium general ini, apalagi yang membawakan
adalah Ki Entus seorang dalang kondang
yang menjadi Bupati Kabupaten Tegal yang kental dengan ke NU annya . Gedungpun
sangat penuh meskipun acara tak sesuai dengan jadwal menunggu dalang yang
sampai siang belum datang juga. Para mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai
jurusan pun rela menunggu seorang dalang yang belum juga datang. Entah apa yang
dipikirkan mahasiswa dan mahasiswi pada waktu itu, apa mereka antusias terhadap
judulnya, antusias terhadap judulnya ataupun antusias terhadap absen UTS yang
diberikan oleh dosen dalam acara tersebut. Karena saya melihat bukan kelas PMI
semester 5 saja sedang melaksanakan UTS pada acara tersebut.
Dalang
Tak Kunjung Datang
Saya datang sekitar pukul 08.00 Wib
beserta teman-teman kelas PMI semester 5, sampai ditempat acara gedung sudah
penuh para mahasiswa mahasiswi, acara
pertama dibawakan oleh panitia jurusan KPI. Seperti acara-acara biasanya acara
tersebut diawalai dengan pembacaan ayat suci alquran dan seterusnya. Sekitar
satu jam an susunan acara yang dibawakan oleh panitia telah selesai. Tapi dalang tak kunjung datang
juga, kemudian acara yang dipimpin panitia langsung di isi pementasan pertama dari
jurusan KPI, akan tetapi tetapi dalang tak juga kujung datang. Akhirnya seorang
panitia menawarkan kepada para hadirin untuk mementaskan apa yang mereka punya.
Berbagai jurusan pun ikut andil alam acara tersebut, ada yang bernyanyi,
berpuisi, sholawatan, tari dan lain-lain. Sekitar kurang lebih 2,5 jam an acara
itu berjalan sambil menunggu seorang pemateri dalang kondang asal tegal
tersebut. Kira-kira itu yang saya alama ditempat acara pada saat itu. Jenuh
memang jenuh menunggu lama sekali, karena bukan hanya saya saja yang
mengatakana tersebut, teman-teman dan orang-orang disekeling saya juga
merasakan itu, kapan sih Ki Entus datang? Akan tetapi karena profesionalannya
panitia dalam mengatur acara tersebut acara tetap berjalan dan gedung masih
dipenuhi oleh para dosen, mahasiswa-mahasiswi meskipun banyak dari orang-orang
yang keluar masuk acara tersebut. Akhirnya sekitar pukul 11.00 an Dalang Ki
Entus datang juga dan disambut meriah oleh para hadirin yang antusias terhadap
acara tersebut.
Isi Pemahasan Ki Entus
a.
Siapa
itu Ki Entus Suswono?
Namanya
begitu tenar dikalangan Nahdiyyin dan masyarakat lainnya, dia adalah seorang
budayawan asal kabupaten Tegal sekaligus bupati asal kotanya itu. Dia berdakwah
melalui seni wayang yang meruapakan seni tradisional asli Indonesia, yang pada
saaat dulunya sebagai salah satu media dakwah sunan kalijaga dalam menyebarkan
agama islam. Meneurut dia seluruh bentuk postur badan wayang itu mencirikan
lafadz Muhammad yang merupakan nabi orang islam. Mulai dari tangan kaki,sampai
kepala dan badannya, yakni lafadz huruf Mim, Kha, dan Dal. Ia juga mempunyai
grup yang bernama wayang santri yang dipentaskan bersama teman-temannya.
Pementasan wayang santri sudah kemana-mana, terakhir kali ia menuturkan di
Cirebon yakni di pondok pesantren Kempek dan Buntet. Tidak hanya di indonesia
saja wayang kulit tersebut dipentaskan tetapi juga di luar negri pun ai
dipentaskan.
b.
Dakwah
Tak Harus Di Gedung
Awal
memulai dengan kalimat Manjing Ajur Ajeng, menurutnya dakwah tidak harus
ditempat gedung seperti ini, akan tetapi seharusnya acara ini ditempat umum
sehingga masyarakat bisa ikut serta dalam menyerap ilmu pengetahuan, bukan
hanya untuk kalangan akademis saja. Mereka yang non akademis juga berhak
mendapatkan ilmu pengetahuaan.
Seorang
pendakwah seharusnya jangan terlalu sibuk dengan urusan label halal dan haram
untuk masyarakat, tanpa mengetahui kenapa orang bisa melakukan perbuatan halal
dan haram. Menurutnya seorag pendakwah seharusnya mencontoh cara dakwahnya Nabi
Muhammad, yakni dicintai oleh umatnya dan dihormati oleh para musuhnya. Hal
inilah yang perlu dilakukan oleh para
pendakwah sekarang. Seperti halnya ketika nabi dijelek-jelekan oleh para musuhnya,
Nabi tetap tidak marah malahan Nabi merangkulnya. Banyak sekali pendakwah yang
mengatakan halal dan haram dilingkungan yang sudah tahu bahwa itu merupakan
perbuatan Halal dan haram, coba sekali kali sebagai pendakwah terjun langsung ditempat yang
menurutnya haram itu.
c.
Manusia Penghuni Surga
Kita
hidup didunia ini berawal dari nabi Adam dan hawa disurga, jadi tempat awalnya
manusia adalah disurga. Lalu Allah SWT menurunkan mereka kedunia. Kata dunia
meurut Ki entus adalah adalah ladang, bagaimana orang mengelola ladangnya
tersebut yang membuat ladang itu baik atau tidaknya itu manusia sendiri dan
menjadikan manusia kembali ke surga atau malah masuk kedalam neraka. Menjadi
manusia janganlah minder dan bangga terhadap keturnannya, karena manusia hanya
punya satu nenek moyang yaitu Nabi Adam As. Jadi jangan bangga terhadap
kehabibannya, jangan bangga keturuann kyiainya dan jangan berkecil hati menjadi
seorang yang keturuannnya tidak dihargai srta yang lainya karena kita satu
keturuann yaitu Nabi As. Didunia ini tak ada yang perlu disombongkan karena
pangkat yang paling tinggi adalah pensiun dan gelar yang paling tinggi adalah
almarhum.
Banyak
sekali para pendakwah yang sudah menjadi idola para jamaahnya itu menjadi
sangat manja, sombong, dan angkuh terhadap jamaahnya. Pada saat berdakwah
pendakwah berbicara kencang untuk berjihad dihadapan para jamaahnya bahwa kita
jangan takut kepada siapapun kecuali Allah SWT, akan tetapi saat pulang ia
minta dianter karena takut kepada orang-orang yang tersinder terhadap isi
dakwahnya. Itulah kritikan para pendakwah yang bermodal bicara saja, atau dalam
kata Ki Entos hanya bermodal Cocot saja, yang paling penting adalah amalnya.
Padahal jihad yang paling benar adalah bagaimana kita mengingatkan bagaimana
orang-orang, tidak harus orang tersebut mengikuti kita. Dan cara dalam
berdakwah itu tidak harus di mimbar. Allah SWT itu maha tahu, siapa yang dholim
dan siapa yang tidak dholim.
d.
Memahami Fungsi kenabian
Di
Indonesia terdapat banyak sekali golongan dan pandangan mengenai Islamnya pun
bermacam-macam, ada yang keras , pluralisme, dan biasa-biasa saja. Sehingga
banyak sekali diantar klangan Islam sendiri itu saling menyalahkan dan saling
serang pandangannya, padahal sama-sama beragama islam. Ada golongan islam yang
mengatakan bahwa kita harus mengikuti semua yang ada dizamannya kalau
melalkukan selainnya maka dikatakan bid’ah. Mereka tak tak tahu nabi ketika
berhaji itu dengan menggunakan onta yang kurus, lalu masa kita harus mengikuti
itu. Ya kita yang berada di Indonesia akan harus berapa tahun bisa sampai di kta
mekkah bahkan untung sampai ke mekkah pun untung-untungan. Menurut Ki Entus
bahwa fungsi kenabian itu ada tiga. Pertama, sebagai rahmatalil
‘alamiin, kedua, Uswatun khasanah, dan ketiga, memperbaiki akhlak.
Tidak harus menjadikan semua orang yang ada didunia ini harus beragama
Islam. Lalu siapa golongan Islam yang paling benar itu? Ya golongan yang
mengajarkan kedamainan dan mempraktekkan fungsi kenabian itu. Dizaman sekarang juga jihad tidak seperti
halnya zamnnya nabi, tetapi jihad yang paing benar yaitu seperti hadis nabi bahwa jihad atau
musuh yang paling utama adalah melawan
hawa nafsu. Apalagi zaman sekarang banyak sekali yang berdemo mengatasnamakan
membela Allah SWT dengan slogan ALLAHU AKBAR dengan cara kerusuhan, padahal
Allah sendiri tak perlu dibela. Allah SWT maha tahu siapa yang benar dan siapa
yag salah.
Dalam
pada saat itu Ki Entus juga menjelaskan surat An-Nahl ayat 125, yang menyeru
untuk berdakwah. Yaitu dakwah dengan tingkah, berdiskusi, dan berbicara yang
baik. Karena Allah SWT maha tahu siapa yang tersesat dan siapa yang diberi
petunjuk. Sebagai seorang pendakwah juga harus bisa mempebaiki yang dulunya
haram menjadi halal. Dan itulah yang harus dilakukan oleh para mahasiswa yang
tidak hanya sebagai agen perubahan (agen of change) tetapi juga sebagi agen
perbaikan. Yaitu abgaimana mahasiswa dan mahasiswi dalam berdakwah tidak hanya
dilingkungan kampus saja tetapi juga diluar kampus pun harus dipraktekkan.
e.
Kaitan Resolusi Konflik Dalam Acara Stadium General
Seluruh Acara Stadium General yang dilakukan Jurusan KPI ini sangat penting
dalam mempelajari Resolusi Konflik, dan
banyak sekali pengalaman yang saya alami untuk menjadi pelajaran yang
berharga, khususnya bagi saya sendiri, diantaranya:
1.
Panitia bisa mencegah terjadinya konflik diruangan dengan mengahdirkan
pementasan jurusan KPI dan mempersilahkan jurusan lain untuk mementaskaskan dan
ikut andil acara tersebut sambil menunggu Ki Entus Suswono datang . Sehingga
acara tersebut bisa berjalan sesuai apa yang direncanakan Panitia jurusa KPI.
2.
Ki Entus menghadirkan motede yang tidak monoton seperti acara
biasa-biasanya, yaitu dengan menghadirkan lelucon-lelucon yang menjadi ciri
khasnya, sehingga para hadirin yang telah telalu menunnggu terobati dan tidak
sia-sia mengikuti acara tersebut .
3.
Berdakwah dan berjihad yang paling baik untuk zaman sekarang ialah harus
tahu dan memahami fungsi kenabian agar
mahasiswa dan mahasiswi yang katanya sebagai agen perubahan juga menjadi agen
perbaikan agar masyarakat sekelilignya menjadi masyarakat yang religius yang di
cita-citakan nabi kita Muhammad SAW. Bukan menjadi pendakwah dimasyarakan
sekelilingnya saja tetapi juga bagi seluruh lapisan masyarakat.
Penulis
24
Oktober 2016
Abdul Mufid Guna