Start

Rabu, 02 November 2016

Dakwah Melalui Kearifan Lokal Menuju Transformasi Sosial




Dalam Acara Stadium General Jurusan KPI

Sekilas Stadium General
            Melihat dari judulnya saja, saya terspesona untuk mengikuti acara stadium general ini, apalagi yang membawakan adalah Ki Entus  seorang dalang kondang yang menjadi Bupati Kabupaten Tegal yang kental dengan ke NU annya . Gedungpun sangat penuh meskipun acara tak sesuai dengan jadwal menunggu dalang yang sampai siang belum datang juga. Para mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai jurusan pun rela menunggu seorang dalang yang belum juga datang. Entah apa yang dipikirkan mahasiswa dan mahasiswi pada waktu itu, apa mereka antusias terhadap judulnya, antusias terhadap judulnya ataupun antusias terhadap absen UTS yang diberikan oleh dosen dalam acara tersebut. Karena saya melihat bukan kelas PMI semester 5 saja sedang melaksanakan UTS pada acara tersebut. 

Dalang Tak Kunjung Datang
            Saya datang sekitar pukul 08.00 Wib beserta teman-teman kelas PMI semester 5, sampai ditempat acara gedung sudah penuh  para mahasiswa mahasiswi, acara pertama dibawakan oleh panitia jurusan KPI. Seperti acara-acara biasanya acara tersebut diawalai dengan pembacaan ayat suci alquran dan seterusnya. Sekitar satu jam an susunan acara yang dibawakan oleh panitia  telah selesai. Tapi dalang tak kunjung datang juga, kemudian acara yang dipimpin panitia langsung di isi pementasan pertama dari jurusan KPI, akan tetapi tetapi dalang tak juga kujung datang. Akhirnya seorang panitia menawarkan kepada para hadirin untuk mementaskan apa yang mereka punya. Berbagai jurusan pun ikut andil alam acara tersebut, ada yang bernyanyi, berpuisi, sholawatan, tari dan lain-lain. Sekitar kurang lebih 2,5 jam an acara itu berjalan sambil menunggu seorang pemateri dalang kondang asal tegal tersebut. Kira-kira itu yang saya alama ditempat acara pada saat itu. Jenuh memang jenuh menunggu lama sekali, karena bukan hanya saya saja yang mengatakana tersebut, teman-teman dan orang-orang disekeling saya juga merasakan itu, kapan sih Ki Entus datang? Akan tetapi karena profesionalannya panitia dalam mengatur acara tersebut acara tetap berjalan dan gedung masih dipenuhi oleh para dosen, mahasiswa-mahasiswi meskipun banyak dari orang-orang yang keluar masuk acara tersebut. Akhirnya sekitar pukul 11.00 an Dalang Ki Entus datang juga dan disambut meriah oleh para hadirin yang antusias terhadap acara tersebut. 

Isi Pemahasan Ki Entus
a.      Siapa itu Ki Entus Suswono?
            Namanya begitu tenar dikalangan Nahdiyyin dan masyarakat lainnya, dia adalah seorang budayawan asal kabupaten Tegal sekaligus bupati asal kotanya itu. Dia berdakwah melalui seni wayang yang meruapakan seni tradisional asli Indonesia, yang pada saaat dulunya sebagai salah satu media dakwah sunan kalijaga dalam menyebarkan agama islam. Meneurut dia seluruh bentuk postur badan wayang itu mencirikan lafadz Muhammad yang merupakan nabi orang islam. Mulai dari tangan kaki,sampai kepala dan badannya, yakni lafadz huruf Mim, Kha, dan Dal. Ia juga mempunyai grup yang bernama wayang santri yang dipentaskan bersama teman-temannya. Pementasan wayang santri sudah kemana-mana, terakhir kali ia menuturkan di Cirebon yakni di pondok pesantren Kempek dan Buntet. Tidak hanya di indonesia saja wayang kulit tersebut dipentaskan tetapi juga di luar negri pun ai dipentaskan. 

b.      Dakwah Tak Harus Di Gedung
            Awal memulai dengan kalimat Manjing Ajur Ajeng, menurutnya dakwah tidak harus ditempat gedung seperti ini, akan tetapi seharusnya acara ini ditempat umum sehingga masyarakat bisa ikut serta dalam menyerap ilmu pengetahuan, bukan hanya untuk kalangan akademis saja. Mereka yang non akademis juga berhak mendapatkan ilmu pengetahuaan. 

            Seorang pendakwah seharusnya jangan terlalu sibuk dengan urusan label halal dan haram untuk masyarakat, tanpa mengetahui kenapa orang bisa melakukan perbuatan halal dan haram. Menurutnya seorag pendakwah seharusnya mencontoh cara dakwahnya Nabi Muhammad, yakni dicintai oleh umatnya dan dihormati oleh para musuhnya. Hal inilah yang  perlu dilakukan oleh para pendakwah sekarang. Seperti halnya ketika nabi dijelek-jelekan oleh para musuhnya, Nabi tetap tidak marah malahan Nabi merangkulnya. Banyak sekali pendakwah yang mengatakan halal dan haram dilingkungan yang sudah tahu bahwa itu merupakan perbuatan Halal dan haram, coba sekali kali sebagai  pendakwah terjun langsung ditempat yang menurutnya haram itu.

c.       Manusia Penghuni Surga
            Kita hidup didunia ini berawal dari nabi Adam dan hawa disurga, jadi tempat awalnya manusia adalah disurga. Lalu Allah SWT menurunkan mereka kedunia. Kata dunia meurut Ki entus adalah adalah ladang, bagaimana orang mengelola ladangnya tersebut yang membuat ladang itu baik atau tidaknya itu manusia sendiri dan menjadikan manusia kembali ke surga atau malah masuk kedalam neraka. Menjadi manusia janganlah minder dan bangga terhadap keturnannya, karena manusia hanya punya satu nenek moyang yaitu Nabi Adam As. Jadi jangan bangga terhadap kehabibannya, jangan bangga keturuann kyiainya dan jangan berkecil hati menjadi seorang yang keturuannnya tidak dihargai srta yang lainya karena kita satu keturuann yaitu Nabi As. Didunia ini tak ada yang perlu disombongkan karena pangkat yang paling tinggi adalah pensiun dan gelar yang paling tinggi adalah almarhum. 

            Banyak sekali para pendakwah yang sudah menjadi idola para jamaahnya itu menjadi sangat manja, sombong, dan angkuh terhadap jamaahnya. Pada saat berdakwah pendakwah berbicara kencang untuk berjihad dihadapan para jamaahnya bahwa kita jangan takut kepada siapapun kecuali Allah SWT, akan tetapi saat pulang ia minta dianter karena takut kepada orang-orang yang tersinder terhadap isi dakwahnya. Itulah kritikan para pendakwah yang bermodal bicara saja, atau dalam kata Ki Entos hanya bermodal Cocot saja, yang paling penting adalah amalnya. Padahal jihad yang paling benar adalah bagaimana kita mengingatkan bagaimana orang-orang, tidak harus orang tersebut mengikuti kita. Dan cara dalam berdakwah itu tidak harus di mimbar. Allah SWT itu maha tahu, siapa yang dholim dan siapa yang tidak dholim. 

d.      Memahami Fungsi kenabian
            Di Indonesia terdapat banyak sekali golongan dan pandangan mengenai Islamnya pun bermacam-macam, ada yang keras , pluralisme, dan biasa-biasa saja. Sehingga banyak sekali diantar klangan Islam sendiri itu saling menyalahkan dan saling serang pandangannya, padahal sama-sama beragama islam. Ada golongan islam yang mengatakan bahwa kita harus mengikuti semua yang ada dizamannya kalau melalkukan selainnya maka dikatakan bid’ah. Mereka tak tak tahu nabi ketika berhaji itu dengan menggunakan onta yang kurus, lalu masa kita harus mengikuti itu. Ya kita yang berada di Indonesia akan harus berapa tahun bisa sampai di kta mekkah bahkan untung sampai ke mekkah pun untung-untungan. Menurut Ki Entus bahwa fungsi kenabian itu ada tiga. Pertama, sebagai rahmatalil ‘alamiin, kedua, Uswatun khasanah, dan ketiga, memperbaiki  akhlak.  Tidak harus menjadikan semua orang yang ada didunia ini harus beragama Islam. Lalu siapa golongan Islam yang paling benar itu? Ya golongan yang mengajarkan kedamainan dan mempraktekkan fungsi kenabian itu.  Dizaman sekarang juga jihad tidak seperti halnya zamnnya nabi, tetapi jihad yang paing benar yaitu  seperti hadis nabi bahwa jihad atau musuh  yang paling utama adalah melawan hawa nafsu. Apalagi zaman sekarang banyak sekali yang berdemo mengatasnamakan membela Allah SWT dengan slogan ALLAHU AKBAR dengan cara kerusuhan, padahal Allah sendiri tak perlu dibela. Allah SWT maha tahu siapa yang benar dan siapa yag salah. 

            Dalam pada saat itu Ki Entus juga menjelaskan surat An-Nahl ayat 125, yang menyeru untuk berdakwah. Yaitu dakwah dengan tingkah, berdiskusi, dan berbicara yang baik. Karena Allah SWT maha tahu siapa yang tersesat dan siapa yang diberi petunjuk. Sebagai seorang pendakwah juga harus bisa mempebaiki yang dulunya haram menjadi halal. Dan itulah yang harus dilakukan oleh para mahasiswa yang tidak hanya sebagai agen perubahan (agen of change) tetapi juga sebagi agen perbaikan. Yaitu abgaimana mahasiswa dan mahasiswi dalam berdakwah tidak hanya dilingkungan kampus saja tetapi juga diluar kampus pun harus dipraktekkan. 

e.       Kaitan Resolusi Konflik Dalam Acara Stadium General
Seluruh Acara Stadium General yang dilakukan Jurusan KPI ini sangat penting dalam mempelajari Resolusi Konflik, dan  banyak sekali pengalaman yang saya alami untuk menjadi pelajaran yang berharga, khususnya bagi saya sendiri, diantaranya: 

1.      Panitia bisa mencegah terjadinya konflik diruangan dengan mengahdirkan pementasan jurusan KPI dan mempersilahkan jurusan lain untuk mementaskaskan dan ikut andil acara tersebut sambil menunggu Ki Entus Suswono datang . Sehingga acara tersebut bisa berjalan sesuai apa yang direncanakan Panitia jurusa KPI. 

2.      Ki Entus menghadirkan motede yang tidak monoton seperti acara biasa-biasanya, yaitu dengan menghadirkan lelucon-lelucon yang menjadi ciri khasnya, sehingga para hadirin yang telah telalu menunnggu terobati dan tidak sia-sia mengikuti acara tersebut . 

3.      Berdakwah dan berjihad yang paling baik untuk zaman sekarang ialah harus tahu dan  memahami fungsi kenabian agar mahasiswa dan mahasiswi yang katanya sebagai agen perubahan juga menjadi agen perbaikan agar masyarakat sekelilignya menjadi masyarakat yang religius yang di cita-citakan nabi kita Muhammad SAW. Bukan menjadi pendakwah dimasyarakan sekelilingnya saja tetapi juga bagi seluruh lapisan masyarakat. 
                                                                                                                                          
Penulis

 24 Oktober 2016
Abdul Mufid Guna